Warga Cikapundung Pertahankan Rumahnya untuk Dijual ke Penadah Bangunan

Oleh: Redaksi

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Warga di bantaran sungai Cikapundung, yang terkena dampak pembangunan Amphiteater Cikapundung, menuntut Pemkot Bandung memberikan kejelasan soal teknis relokasi.

‪Salah seorang perwakilan warga Dedy Mulyono mengungkapkan, sejak Jumat (2/10) lalu, 28 kepala keluarga (KK) telah pindah ke rumah susun (Rusun) Sadang Serang. Kemarin (5/10), 11 KK lagi menyusul memindahkan barang-barangnya ke rusun tersebut.

Meski demikian, lanjut Dedy, hampir semua warga terdampak tetap mempertahankan bangunan rumahnya. Pasalnya, hingga kini, pemkot belum memberikan kejelasan terkait jadwal pengosongan dan pembongkaran.‬

‪”Kami sudah mau pindah, tapi kami juga masih ada bangunan di sini. Meski sebagian besar barang-barang sudah banyak yang diangkut ke rusun, namun banyak dari kami yang masih tinggal di sini. Sebab, kami ingin unit bangunan yang ada bisa kami jual dulu ke penadah bangunan,” papar Dedi saat ditemui Jurnal Bandung di rumahnya di bantaran sungai Cikapundung, Selasa (6/10).

Dia pun meyakinkan, Pemkot Bandung tak perlu meragukan warganya untuk pindah ke Rusun Sadang Serang. Sebaliknya, justru warga yang kini sangsi dengan komitmen Pemkot Bandung.

Sebab, hingga kini, warga belum menerima informasi yang jelas terkait teknis pengaturan pemindahan warga, pengosongan, hingga perataan bangunan.

Warga juga menuntut adanya kejelasan terkait teknis kelanjutan pendidikan anak-anaknya. Sebab, untuk persoalan pendidikan, belum ada kejelasan teknis, seperti surat rekomendasi kepindahan sekolah.

‪”Di sini banyak anak yang masih sekolah. Meski dari pemkot dan Dinas Pendidikan sudah memberikan kata jaminan pasti diterima di sekolah terdekat rusun, namun secara teknis belum ada surat rekomendasi sebagai bukti,” paparnya.‬

‪Dia juga mengungkapkan, hampir 39 KK yang sudah pindah ke Rusun Sadang Serang, masih sering menginap di bekas rumahnya di bantaran sungai Cikapundung itu, untuk menunggu kepastian taksiran harga bangunan dari penadah.

“Belum adanya kepastian pengosongan dan perataan lahan juga membuat sebagian warga bertahan,” katanya.

‪Warga lainnya, Tantan Hanafi menyebutkan, selama ini warga sangat terbuka soal relokasi. Meski di Rusun Sadang Serang masih ada kekurangan, namun pihaknya berharap Pemkot Bandung bisa segera memenuhi aspirasi warga.‬

“Salah satunya soal listrik, di rusun masih 450 watt, kami mengajukan 900 watt. Mudah-mudahan bisa segera terealisasi,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan