Surga Penyu di Ujung Genteng Ini Dikelola Pemprov Jabar
Oleh: Yuga Khalifatusalam
Jurnalbandung.com – Pasirnya putih, lautnya biru, dan ombaknya cukup besar. Itulah sedikit gambaran Teluk Penyu Pangumbahan di Kabupaten Sukabumi.
Cuaca panas cukup terasa ketika menginjakan kaki di Pantai Pangumbahan. Meski jaraknya cukup jauh dari Kota Sukabumi, namun rasa lelah hilang seketika saat melihat keindahan Pantai Pangumbahan.
Bagaimana tidak, pantai yang terlihat masih perawan ini dibalut hutan yang cukup rimbun di sebelahnya. Dedaunan dan pohon-pohon besar menjadi sebuah lukisan maha karya ciptaan Allah SWT.
Pantai ini menjadi surga bagi penyu hijau. Di tengah-tengah semakin minimnya populasi penyu hijau, Pantai Pangumbahan ini menjadi tempat konservasi atau penyelamatan penyu hijau.
Di bawah komando Pemkab Sukabumi sejak 2008 lalu, populasi penyu hijau yang kini terancam punah itu sedikit demi sedikit terselamatkan.
Saat memandang ke arah pantai, terdapat sebuah bilik berukuran sekitar 10×10 meter. Bilik itu pun dipagari bambu cukup rapat. Itulah tempat meletakkan telur-telur penyu hijau. Dan mulai 2017 lalu, tempat penyelamatan penyu hijau di Pantai Pangumbahan itu diambil alih Pemprov Jawa Barat.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan yang tengah melakukan kunjungan kerja ke Pantai Pangumbahan menyatakan, dengan diambil alihnya pengelolaan tempat konservasi penyu hijau, penjualan telur-telur penyu hijau yang langka tersebut bisa diminimalisasi.
“Petugas akan kami tambah untuk mempersempit ruang gerak para pemburu telur penyu. Hingga kini masih terjadi praktik penjualan penyu, meski sudah tidak terbuka lagi,” ungkapnya saat kunjungan kerja di Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi, Senin (3/1).
Pria yang akrab disapa Aher ini mengatakan, keberadaan dan kelestarian hewan laut tersebut harus dijaga. Sebab, kata Aher, populasinya kini sangat sedikit. Dari 1.000 telur penyu yang menetas, hanya satu ekor saja biasanya bertahan hidup dan kembali ke tempat dimana penyu tersebut dilahirkan.
“Penyu itu akan kembali ke tempat dimana dia dilahirkan ketika 25 tahun kemudian. Itu perhitungannya dari seribu hanya satu. Karena saat di laut lepas, penyu-penyu kecil itu bisa mati oleh predator, terutama juga karena ulah manusia,” jelasnya.
Aher juga berharap, ke depan, populasi penyu hijau bisa terus bertambah. Setidaknya, kata Aher, dari satu ekor menjadi lima ekor penyu yang bertahan hidup dan kembali ke Sukabumi.
“Kemudian dari proses pelestarian dan konservasinya harus dilakukan lebih baik lagi agar jumlah telur yang menetas itu juga lebih banyak,” sambungnya.
Aher menambahkan, tempat konservasi penyu di Kabupaten Sukabumi merupakan satu-satunya konservasi penyu di Jabar. Di beberapa tempat lain, seperti Pangandaran juga memang ada, namun itu hanya tempat rehabilitasi dan penangkaran penyu.
“Secara keorganisasian, konservasi penyu ini berada di bawah Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat,” tutup Aher.