Stadion GBLA Kembali Berpeluang Digunakan untuk Perhelatan PON

Oleh: Bayu Wicaksana

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) masih berpeluang untuk digunakan dalam ajang olahraga empat tahunan tersebut.

Bahkan, stadion yang baru dibangun ini pun tidak menutup kemungkinan pula digunakan untuk upacara pembukaan dan penutupan PON.

Terlebih, Heryawan mengaku telah menerima informasi bahwa Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) telah menyurati Kepolisian untuk meminta izin penggunaan stadion di kawasan Gedebage, Kota Bandung tersebut.

“Ada informasi, Kemenpora sudah menyurati Kapolri. Saya tahu kabar ini dari Kadiskimrum, Kadispora,” kata Heryawan kepada Jurnal Bandung seusai memimpin rapat PB PON Jabar, di Gedung Sate, Bandung, Selasa (5/1).

Heryawan pun menyambut baik jika Stadion GBLA bisa digunakan untuk PON. Namun, Gubernur yang akrab disapa Aher ini memastikan upacara pembukaan dan penutupan PON hingga kini dijadwalkan masih di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.

“Sampai hari ini belum ada perubahan, tetap di Jalak Harupat. Sampai sekarang SK (surat keputusan)-nya masih di Jalak Harupat,” ucapnya.

Menurut Aher, untuk mengubah kembali lokasi upacara pembukaan dan penutupan PON, diperlukan sejumlah pertimbangan.

“GBLA memang lebih dekat, sesuai harapan pertama. Tapi masalahnya, ketika itu diizinkan oleh Kapolri, secara teknis perbaikannya mungkin atau tidak mungkin? Dari sisi waktu. Ini kan sudah tahun H,” terangnya.

Kendati begitu, meski urung dijadikan tempat upacara pembukaan dan penutupan PON, Aher menilai Stadion GBLA bisa digunakan untuk pertandingan sejumlah cabang olahraga, seperti sepak bola dan atletik.

“Bagi kami itu baik, karena masih bisa untuk menggelar pertandingan cabor,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Biro HPU Pemprov Jabar Ruddy Gandakusumah memastikan, hingga saat ini, belum ada izin penggunaan Stadion GBLA dari Kepolisian.

Terkait permohonan izin, pihaknya mengaku telah dua kali menyurati Kapolri hingga Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.

Hal ini tidak terlepas dari status Stadion GBLA yang masih berada dalam penyelidikan Polri terkait dugaan kasus korupsi saat pembangunannya.

“Kan ada masalah hukum, jadi secara formal aset itu dalam kewenangan Polri. Kami sangat menghormati dan menghargai proses hukum,” katanya.

Lebih lanjut Ruddy mengatakan, meski Polri mengizinkan penggunaan Stadion GBLA, pihaknya meragukan stadion tersebut bisa digunakan untuk upacara pembukaan dan penutupan PON.

Sebab, kata Ruddy, banyak hal yang harus dipenuhi untuk menentukan lokasi kegiatan tersebut.

“Setiap keputusan itu ada konsekuensi yang lain (yang harus dipertimbangkan), akomodasi, transportasi, dan sebagainya,” papar Ruddy.

Sebab, kata dia, Pemprov Jabar telah memasukkan kegiatan upacara pembukaan dan penutupan PON ke dalam dokumen APBD 2016.

Terlebih, saat ini, APBD tersebut sudah disahkan menjadi peraturan daerah sehingga agak sulit untuk mengubahnya. Dalam APBD tersebut sudah ditetapkan Stadion Si Jalak Harupat yang terpilih menjadi lokasi upacara pembukaan dan penutupan PON.

“Masih ada (kesempatan diubah) di (APBD) perubahan, tapi secara waktu agak sulit karena sekarang sudah jadi perda. Hanya ada waktu di (APBD) perubahan, Juli, Agustus,” imbuhnya.

Kendati begitu, Ruddy pun menilai Stadion GBLA masih diperlukan meski urung dijadikan lokasi upacara pembukaan dan penutupan.

“Masih dimungkinkan untuk pertandingan atletik, final sepak bola, dan Peparnas. Tetap bisa digunakan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan