Sebelum Menyulap Angkot Jadi Bus, Dishub Jabar Adaptasi Program yang Digagas Ridwan Kamil

Oleh: Yuga Khalifatusalam

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Permasalahan transportasi di Indonesia selama ini telah menjadi permasalahan klasik, tidak terkecuali di Jawa Barat.

Berbagai upaya pun dilakukan untuk mengatasi permasalahan transportasi. Sebab, saat ini, masyarakat pun tidak terlalu tertarik menggunakan transportasi umum.

Kepala Dinas Perhubungan Jabar Dedi Taufik mengungkapkan, untuk mengatasi permasalahan transportasi di Jabar, pihaknya sudah menyiapkan skema untuk mengonveri angkutan kota (angkot) menjadi bus. Hal itu bertujuan untuk menata sistem transportasi di kota-kota besar di Jabar.

“Konversi angkot (sedang) dalam penataan lagi. Kan harus berbadan hukum, nanti re-grouping dan nanti skala besar, sekala ideal memungkinkan PT ke depan,” jelasnya kepada
jurnalbandung.com di Bandung, Selasa (23/8).

Agar skema konversi tersebut bisa berjalan dengan baik, saat ini, lanjut Dedi, pihaknya tidak akan mengeluarkan izin baru untuk angkot.

Selain tidak memberikan izin baru untuk angkot, pihaknya juga tidak memberikan izin baru untuk bus antar kota dan dalam provinsi (AKDP).

“Kita lihat demand-nya dulu, ketepatan mengambil konsumen. Itu yang ingin kita tingkatkan,” ujarnya.

Namun, sebelum rencana itu terealisasi, pihaknya lebih dulu akan merangsang masyarakat untuk lebih tertarik menggunakan transportasi umum, salah satunya dengan menerapkan program “Jumat Ngangkot” seperti yang digagas Pemkot Bandung di beberapa kota besar di Jabar, seperti Cirebon, Bogor, dan Bekasi yang memiliki kesamaan karakteristik pergerakan transportasinya.

Dengan program tersebut, dia yakin akan meningkatkan minat warga kembali menggunakan transportasi publik.

“Yang akan kami tekankan ini yaitu bagaimana agar warga kembali mengunakan transportasi publik, itu kuncinya. Atas seizin Wali Kota Bandung (Ridwan Kamil), kita akan lakukan (prgram Jumat Ngangkot) di beberapa kawasan perkotaan, seperti Bogor, Cirebon, Bekasi yang pergerakanya transportasinya cukup tinggi,” tandas Dedi.

Tinggalkan Balasan