Sebagian Warga Jabar Masih Kesulitan Nikmati Air Bersih

Oleh: Bayu Wicaksana

image
Foto net

Jurnal Bandung – Kesadaran warga terhadap besarnya manfaat air bersih perlu ditingkatkan agar masyarakat mampu menjaga keberadaan sumber kehidupan tersebut.

Hal itu diungkapkan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat memperingati Hari Air se-Dunia tingkat Provinsi Jabar, di Taman Hutan Raya Djuanda, Bandung, Selasa (22/3). Dalam kesempatan itu, Heryawan mengungkapkan, masih banyak masyarakat yang tidak menghormati nilai dan manfaat air bersih.

“Tidak pernah lagi menghormati air. Dari langitnya bersih (air hujan), tapi baru beberapa saat di bumi berubah jadi kotor,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut Heryawan, tidak heran jika masih banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih. Padahal, jumlah air bersih di bumi ini tidak berubah signifikan seiring masih normalnya curah hujan.

“Tidak semua warga bisa mengakses air bersih. Ada sekitar 35% masyarakat kita yang tidak bisa mendapat air bersih,” kata Heryawan.

Lebih lanjut Heryawan mengatakan, masih adanya warga yang mengonsumsi air kotor berakibat pada rendahnya tingkat kesehatan warga.

“Sehingga kesehatan tidak terjamin. Jangan-jangan kesehatan gratis tidak tepat. Asuransi kesehatan tidak tepat. Harusnya menjaga kesehatan dengan menjaga air bersih,” bebernya.

Oleh karena itu, Heryawan meminta masyarakat untuk mengubah perilaku dengan tidak mengotori air bersih. Selain menjaga kawasan hulu sebagai lokasi mata air alami, masyarakat pun dituntut tidak mengotori aliran sungai dengan limbah dan sampah jenis apa pun.

“Manusia sekarang tidak lagi merasa berdosa ketika mengotori air. Padahal dosa besar hukumnya dalam konteks agama, dalam konteks lingkungan itu pelanggaran besar. Marilah kita berkomitmen menjaga air,” tuturnya.

Kini, pihaknya juga terus berupaya menjaga ketersediaan air bersih, salah satunya melalui program Citarum Bestari yang langkah awalnya mensterilkan 20 kilometer pertama Sungai Citarum.

Dengan begitu, diharapkan kebersihan air di sungai tersebut bisa terjaga. Bahkan, Heryawan menargetkan air di 20 kilometer pertama aliran Sungai Citarum bisa langsung diminum.

“Kamis (24/3) kami akan ngumpul dengan TNI untuk mengatasi citarum. Harus ada gerakan semesta, semuanya harus terlibat,” katanya.

Menurut Heryawan, dengan adanya upaya ini, seluruh masyarakat diharapkan akan tergugah untuk menjaga kebersihan air dan aliran sungai.

“Kalau kita berhasil membangun kultur, mengajak masyarakat untuk mengubah perilaku, kualitas air akan betul-betul terjaga. Manusia harus memahami nilai air dengan baik,” ucapnya.

Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jabar Eddy Iskandar Nasution. Menurutnya, kebutuhan manusia akan air bersih sangat besar.

“Tak ada kehidupan tanpa air. Bahkan air ini komponen paling banyak di tubuh kita. Jadi memang tepat harus menghargai air,” katanya.

Oleh karena itu, Eddy menilai penting peningkatan kesadaran masyarakat akan air bersih. Eddy berharap, seluruh pihak bekerja sama menjaga sumber air bersih. Konservasi dan pelestarian sumber air harus menjadi perhatian utama.

“Selain meningkatkan kerja sama antarbadan pemerintah, sosialisasi ke masyarakat juga perlu,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan