Rokok Biasa Atau Rokok Elektrik Sama Saja Bikin Ketagihan

Oleh: Redaksi

foto net
foto net

Jurnal Bandung – Dokter spesialis paru RS Paru Rotinsulu Bandung Sutami mengatakan, rokok elektrik atau yang familiar disebut e-cigar sebenarnya masih belum diuji.

Maka tak heran, kehadirannya masih diperbincangkan oleh banyak kalangan. Hadirnya e-cigar digadang-gadang sebagai rokok sehat pengganti rokok konvensional.

E-cigar juga dinilai lebih baik ketimbang rokok konvensional karena tidak mengandung nikotin. Namun, belakangan berkembang rumor jika e-cigar juga mengandung nikotin dengan kadar rendah.

“Katanya e-cigar ini hadir sebagai alternatif untuk mengurangi ketergantungan kepada rokok konvensional. Tapi memang masih debatable soal e-cigar ini,” ujar Sutami kepada Jurnal Bandung di Bandung, Rabu (3/9).

Karena dianggap tanpa nikotin, banyak kalangan juga menilainya lebih aman ketimbang rokok konvensional. Terlebih, e-cigar pun tidak menghasilkan asap, melainkan uap. Sehingga, uap yang mengepul pun dianggap tidak berbahaya saat dihisap mereka yang perokok pasif.

“Yang masih meragukan karena rokok elektronik itu isi ulang. Jadi komponen yang ada di dalamnya itu enggak jelas. Sedangkan kalau rokok kan jelas kandungan nikotinnya dan segala macamnya,” terangnya.

Para produsen e-cigar pun mengklaim bahwa dalam e-cigar tidak terdapat kandungan seperti karbon monoksida atau dioksida, kemudian asap yang dihasilkan juga tidak menyebabkan bau melainkan aroma harum dari rasa yang digunakan.

“Yang jelas seperti ini, karena saya juga masih katanya, imbauan dari WHO saja e-cigar itu masih dipertanyakan, beberapa negara juga bahkan ada yang melarang. Mau elektrik atau konvensional, dia ada nikotinnya. Karena rokok itu bisa bikin ketagihan,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan