Pustakawan dari Seluruh Indonesia Akan Gelar Rakerpus di Bandung‪

Oleh: Redaksi

Foto Istimewa
Foto Istimewa

Jurnal Bandung – Pengurus Pusat Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) akan mengadakan Rapat Kerja Pusat (Rakerpus) XX sekaligus Seminar Ilmiah Nasional di Kota Bandung.

Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional selaku Ketua Umum Pengurus Pusat IPI Dedi Junaedi mengatakan, pelaksanaan Rakerpus dan Seminar Nasional tersebut sesuai dengan AD/ART IPI dan Amanat Kongres XIII IPI Tahun 2015 di Padang, Sumatera Barat.

“Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Provinsi Jawa Barat mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah,” katanya saat beraudiensi dengan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, di Gedung Negara Pakuan, Jumat (30/9) malam.

Adapun kegiatan tersebut akan berlangsung di Hotel Grand Panghegar, Jalan Merdeka Nomor 2, Kota Bandung, 11–13 Oktober 2016.

“Pemateri yang akan hadir pada acara seminar, di antaranya ada Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo Dra Rosarita Niken, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Duta Baca Indonesia Najwa Shihab,” ungkapnya.

Selain ditujukan dalam rangka mengonsolidasikan dan menyelaraskan tugas–tugas organisasi, lanjutnya, seminar nasional bertemakan “Pustakawan dan Media Sosial” ini juga akan mengupas tuntas pemahaman terkait manfaat media sosial bagi pustakawan.

Sementara itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menyambut baik diadakannya gelaran tersebut. Terlebih, dalam Rakerpus juga akan dirumuskan terobosan atau program kerja yang mendorong pustakawan untuk mengembangkan kapasitas dan fungsinya.

Menurut Gubernur yang akrab disapa Aher itu, seorang pustakawan pada sebuah perpustakaan berperan sebagai penyampai informasi. Dalam dunia pendidikan, peran perpustakaan masih menjadi kebutuhan pokok bagi para pendidik dan peneliti.

“Tidak semua informasi yang dibutuhkan akademisi dapat diperoleh dengan mudah, maka pustakawan sebagai mediator informasi sangat berperan,” kata Aher.

Maka, keberadaan pustakawan sebagai mitra intelektual pun sangat didukung eksistensinya oleh Aher. Dalam sejumlah kesempatan, Aher pun kerap menyatakan bahwa pustakawan adalah salah satu tenaga ahli yang jumlahnya masih perlu ditambah di Jabar.

Bahkan, pada momen moratorium pegawai negeri sipil (PNS), Aher menginginkan agar kebutuhan tenaga ahli seperti pustakawan tidak ikut “dimoratoriumkan”.

“Kita masih butuh (tenaga ahli) untuk pekerjaan spesifik seperti pustakawan, dan arsiparis, itu diperlukan, keahliannya khusus dan orangnya juga jarang,” kata Aher.

“Melihat berkembangnya teknologi informasi, pustakawan juga perlu memahami dan memanfaatkan fitur– fitur informasi digital yang ada saat ini,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan