Puncak Peringatan KAA Diwarnai Unjuk Rasa

Oleh: JB-05

Foto net
Foto net


Jurnal Bandung – Dua unjuk rasa yang digelar di tempat berbeda di Kota Bandung mewarnai puncak peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika (KAA), Jumat (24/4).

Unjuk rasa pertama digelar Front perjuangan Rakyat (FPR) di depan Gedung sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung. Dalam aksinya, FPR menyuarakan keprihatinannya terhadap KTT KAA ke-60 yang diselenggarakan di Jakarta-Bandung saat ini.

Mereka menganggap konferensi dinilai telah mengkhianati semangat KAA pertama yang diselenggrakan 1955 silam. Pihaknya pun menilai deklarasi KAA kini dicampuri pihak imperialis dan kapitalis seperti halnya campur tangan Amerika Serikat.

Koordinator FPR Rudi HB Daman mengatakan, pihaknya telah melaksanakan Konferensi Rakyat Antiimperialis dan Kapitalis di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Konferensi tersebut dihadiri 33 organisasi yang tergabung dalam FPR. Selain itu, juga hadir delegasi dari Filiphina, Pakistan, Bangladesh, Srilangka, Manifur, dan Malaysia.

“Konferensi ini membicarakan tentang persatuan rakyat KAA untuk perjuangan kedaulatannya. Dalam konferensi ini telah menghasilkan deklarasi bersama, intinya dalam konferensi ini dibahas bahwa KAA saat ini merupakan salah satu kegiatan yang telah mengkhianati semangat KAA tahun 1955,” ujar Rudi kepada Jurnal Bandung di sela-sela unjuk rasa, Jumat (25/4).

Menurutnya, KAA 1955 secara prinsip dan semangatnya memiliki amanah jika Konferensi Asia Afrika itu antikolonialisme dan imperialisme. Sementara KAA sekarang ini, menurut Rudi, tak lagi mengangkat amanah yang berlandaskan hal tersebut.

Sejak KAA 2005 lalu, lanjutnya, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) melahirkan deklarasi kerja sama yang disebut dengan New Asia Afrika Strategic Partnership yaitu kerja sama di bidang ekonomi dan lain sebagainya.

“Itu yang sebenarnya secara pokok terintergrasi dengan kerja sama ekonomi dengan sistem neoliberal, jadi KAA sejak 2005 sampai sekarang bukan lagi KAA yang berlandaskan semangat antikolonialisme dan imperialisme, tapi sudah dibajak dengan forumnya negeri-negeri imperialis atau negeri ex kolonial untuk memasifkan dominasinya, menguasai SDA (sumber daya alam) dan rakyatnya di negara Asia Afrika di tengah mereka terutama imperialis Amerika Serikat,” paparnya.

Selain FPR, aksi unjuk rasa pun terjadi di Masjid Ukhuwah, Jalan Aceh, Kota Bandung. Belasan orang tampak membawa sejumlah spanduk bertuliskan KAMMI dan menuliskan sejumlah tuntutan di atas kertas. Aksi unjuk rasa ini hanya berlangsung sekitar lima menit.

Tinggalkan Balasan