Puluhan Ikan Hias di Kolam Retensi Taman Lansia Bandung Mati
Oleh: Ferry Prakosa

Jurnal Bandung – Puluhan ikan hias dan nila merah di Kolam Retensi Taman Lansia, Jalan Cilaki, Kota Bandung mati mendadak, Kamis (15/1).
Padahal, kolam retensi tersebut baru diresmikan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil akhir Desember 2014 lalu. Kolam tersebut kini dikelola Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung.
Dari pantauan Jurnal Bandung, puluhan ikan berwarna merah yang mati mendadak tersebut diangkat oleh sejumlah petugas DBMP Kota Bandung. Setelah diangkat, ikan-ikan tersebut langsung dikerubuti lalat karena telah membusuk.
Saat dikonfirmasi kepada Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial, dia mengaku belum mengetahui adanya ikan-ikan yang mati di Kolam Retensi tersebut.
Wakil Wali Kota yang akrab disapa Mang Oded itu berjanji segera menghubungi DBMP untuk mengusut kasus tersebut.
“Saya akan cek nanti ke DBMP,” kata Oded.
Sementara itu, Sekretaris DBMP Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, kematian mendadak ikan di Kolam Retensi Taman Lansia Bandung disebabkan limbah kotoran kuda.
“Selain limbah kotoran kuda, limbah domestik (rumah tangga) juga banyak,” kata Didi saat dihubungi Jurnal Bandung.
Maklum saja, Jalan Cilaki dan Cisangkuy yang berada di samping kiri dan kanan Taman Lansia merupakan lokasi wisata kuda tunggang. Meski sudah sering diberi imbauan, kata Didi, para penjaja jasa kuda tunggang kerap membandel membuang kotoran kuda ke dalam sungai.
Didi menambahkan, tidak hanya limbah kotoran kuda, buruknya kualitas air di kolam retensi juga dipengaruhi sirkulasi yang kurang baik sehingga oksigen di dalam air tidak banyak.
“Kita mau coba cari teknologi untuk aerasi (penambahan udara atau oksigen ke dalam air). Kita juga akan lakukan water treatment di (kolam retensi) atas,” imbuhnya.
Untuk mengatasi limbah kotoran kuda, lanjut Didi, DBMP akan bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung.
“Kita sudah minta Satpol PP supaya ada penertiban di situ. Mudah-mudahan dalam waktu secepatnya kualitas air bisa lebih baik,” pungkasnya.