Polisi Ungkap Prostitusi Online di Bandung, Tarif Sekali Kencan Rp800 Ribu-Rp2,5 Juta

Oleh: JB-05

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Jajaran Polrestabes Bandung berhasil mengungkap bisnis prostitusi online di Kota Bandung. Bisnis haram ini terungkap setelah polisi menangkap tiga orang mucikari dari dua jaringan prostitusi online yakni Ridla Rapika Ramdany, 29, Indracakra, 33, dan Andi Rohendi, 20.

Mereka menawarkan perempuan-perempuan cantik untuk dijadikan teman kencan melalui Blackberry Messenger (BBM) dan Android. Terungkap pula, untuk sekali kencan, tarifnya antara Rp800.000-Rp1,5 juta.

Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Mokhamad Ngajib menuturkan, pengungkapan kasus ini berdasarkan informasi dari masyarakat terkait maraknya prostitusi online di Kota Bandung.

“Dari hasil penyelidikan Polsek Cinambo, kami mengungkap prostitusi online ini dimana para mucikari menjual perempuan-perempuan cantik sebagai teman kencan melalui BBM maupun android,” ungkap Ngajib kepada Jurnal Bandung, Rabu (29/4).

Setelah dilakukan penyelidikan, polisi berhasil menangkap tiga orang mucikari. Pertama, polisi menangkap Andi Rohendi disusul Ridla Rapika Ramdany dan Indracakra di salah satu hotel di Kota Bandung.

“Pengungkapan di salah satu hotel di Kota Bandung sebagai tempat untuk melakukan kegiatan (transaksi)tersebut,” sebutnya.

Selain menangkap mucikari, polisi juga mengamankan dua wanita muda yang diduga sebagai pelacur di bawah asuhan kedua jaringan tersebut, keduanya kini berstatus saksi.

Dari hasil pemeriksaan android milik tersangka, lanjut Ngajib, polisi mendapatkan foto sejumlah perempuan cantik yang dipampang dalam sebuah grup BBM.

Foto-foto perempuan cantik ini sengaja dipajang untuk ditawarkan pada lelaki hidung belang yang bisa langsung dipesan melalui grup ВВМ tersebut.

“Pemeriksaan di android tersangka ini, terpasang foto beberapa perempuan yang dijual untuk melayani tamu dan di situ juga terpampang tarif kencan masing-masing Rp1-Rp2,5 juta,” sebutnya.

Foto perempuan itu tersimpan dalam sebuah grup bernama Forum Suplayer Expo dengan username Dany Cleonaraz dan sosial media tagged dengan username Mamifanny.

“Tamu memesan (perempuan) ke germo via BBM, tersangka kemudian memperlihatkan foto perempuan di dalam sebuah grup BBM. Sehingga tamu yang melihat dapat memesan berdasarkan foto yang diperlihatkan,” tuturnya.

Dia menambahkan, tamu yang masuk dalam grup BBM ini merupakan tamu yang telah terdaftar dalam jaringan mucikari tersebut.

Dalam ВВМ dan android itu pun, sebut Ngajib, pihaknya menemukan sekitar 50 foto perempuan cantik yang ditawarkan para tersangka.

“Umurnya rata-rata 18-25 tahun, mereka dari berbagai profesi. Perempuan yang ditawarkan ini tinggal di Kota Bandung, namun asalnya ada yang dari Indramayu, Sumedang, Majalaya, dan Jakarta,” imbuhnya.

Berdasarkan penyelidikan para tersangka serta BBM dan androidnya, terungkap pula jika praktik prostitusi online ini sudah berlangsung selama dua tahun.

“Kalau kita lihat dari pembuktian alat elektronik, praktek ini sudah berjalan selama dua tahun,” imbuhnya.

Ngajib menyebutkan, dalam bisnis prostitusi online ini, seorang mucikari akan menerima jatah sebesar 40% dari nilai transaksi, sementara sisanya diberikan kepada si perempuan yang diajak kencan.

Sementara itu, salah seorang mucikari Andi mengaku terpaksa menjalani profesi haram ini karena desakan ekonomi. Pemuda ceking ini pun mengaku diajak temannya untuk menjadi mucikari.

Andi mengaku menawarkan sekitar 10 perempuan cantik berusia di atas 20 tahun kepada para pelanggannya.

Dirinya mematok tarif antara Rp800-1,5 juta untuk sekali kencan singkat. Semua transaksi dilakukan melalui ВВМ.

Sementara untuk teman kencan, kata Andi, hal itu tergantung pada kesepakatan antara si perempuan dengan pelanggannya.

“Saya gak bawa perempuan, itu perempuannya sendiri yang menawarkan via BBM, mereka ini kebanyakan ngekos di Bandung. Asalnya itu ada yang asli Garut, Tasik dan Cianjur,” ungkap Andi seraya mengaku menerima uang sekitar Rp200 ribu dari setiap transaksi.

Tinggalkan Balasan