Pola Politik Uang di Pilkada Kerap Berubah-ubah
Oleh: Redaksi
Jurnalbandung.com – Praktik politik uang (money politic) masih menjadi persoalan yang kerap terjadi dalam ajang pemilihan kepala daerah (pilkada) di Jawa Barat. Ironisnya, polanya selalu berubah-ubah, sehingga sulit ditindak.
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat Harminus Koto menyatakan, pihaknya selalu mengingatkan pasangan calon kepala daerah untuk tidak melakukan politik uang. Namun, praktik haram tersebut nyatanya masih kerap terjadi.
Menurut Harminus, pola yang digunakan oleh pasangan calon maupun tim suksesnya dalam mempraktikan politik uang pun cenderung berubah-ubah. Hal itu sengaja dilakukan untuk menyiasati aturan dan perundang-undangan.
“Mereka memahami aturan dan perundang-undangan lalu menyiasatinya dengan mengubah pola,” ungkap Harminus dalam acara Refleksi Pilkada 2017 dan Proyeksi Pilkada 2018 di kantor Bawaslu Jabar, Jalan Turangga, Kota Bandung, Selasa (18/7/2017).
Meskipun Bawaslu dapat menindak tegas pasangan calon yang terbukti melakukan praktik politik uang dengan mendiskualifikasinya, namun pihaknya kerap kesulitan dalam tahap pembuktian.
“Dari beberapa (kasus politik uang) yang kita proses, ternyata tidak terkait dengan pasangan calon, seperti mereka beralasan atas inisiatif sendiri,” paparnya.
Masih di tempat yang sama, Ketua Korda GMNI Jabar Azhar Sukmawan mengungkapkan, di sejumlah daerah di Jabar, praktik politik uang justru meningkatkan partisipasi pemilih.
“Kami turun ke lapangan dan melakukan survei di Tasikmalaya, ternyata money politic-nya luar biasa. Ironisnya, partisipasi pemilih meningkat gara-gara money politic itu,” beber Azhar.
Menurut Azhar, dengan pola demokrasi yang kini cenderung liberal, praktik money politik berpotensi tumbuh subur dalam setiap penyelenggaraan pilkada. Sebab, kondisi tersebut mendorong masyarakat untuk berlaku pragmatis.
“Dengan demokrasi yang liberal ini, tentu harus ada evaluasi bersama. Money politic ini bisa diantisipasi jika ada kesamaan persepsi untuk mencegahnya,” tandasnya.
