Pesanan Anjlok, Penjual Jersey Persib Terancam Bangkrut

Oleh: JB-04

Persib Fokus Lakoni AFC Cup 2015
Foto net

Jurnal Bandung – Konflik antara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) ternyata tidak hanya berdampak pada klub dan para pemain sepakbola.

Dampak konflik yang berujung pada penghentian liga domestik tersebut juga sangat berdampak pada para penjual jersey, termasuk penjual jersey Persib di Kota Bandung. Bahkan, berhentinya kompetisi mengancam keberlangsungan hidup mereka yang kini terancam bangkrut.

Seperti yang dialami Dede Hildan, salah seorang penjual jersey Persib di Stadion Sidolig, Kota Bandung. Menurutnya, sejak mendalami bisnis penjualan jersey 1994 silam, baru kali ini bisnis yang digelutinya itu merugi.

“Bukan menurun lagi, tapi sudah hampir berhenti bisnis yang saya jalani. Tidak ada penjualan lagi,” ungkap Kang Ade, sapaan akrabnya kepada Jurnal Bandung di Stadion Sidolig, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Rabu (3/6).

Dia pun mengaku terpaksa memberhentikan 11 orang pekerjanya, dari total 22 pekerjanya karena omset penjualan yang menurun drastis.

“Saya punya tiga tempat (toko), dua tempat yang berada di rumah berhenti total, jumlahnya delapan orang‎. Di sini (Stadion Persib), saya berhentikan tiga orang asalnya enam orang, terpaksa memberhentikan mereka karena sudah tidak ada produksi,” ucapnya lirih.

‎Selama ini, lanjut Ade, dirinya tidak hanya memproduksi jersey Persib saja, namun jersey klub lain di seluruh Indonesia.

Pangsa pasar Ade sendiri memang tidak hanya di Kota Bandung, melainkan seluruh pelosok di Indonesia. Bahkan, Ade pun memasok jersey-nya ke kawasan Asia hingga Timur Tengah. ‎

Namun, kini Kang Ade tidak lagi mendapat pesanan jersey klub lokal, apalagi setelah FIFA selaku federasi sepak bola dunia bertindak tegas memberikan sanksi terhadap sepak bola Indonesia.

“Sekarang beralih balik lagi ke pesenan kaya dulu saja pas ngediriin usaha, ya terima bikin kaus tim. Paling sekarang ngejar tim lokal, perusahaan, SSB, atau tim tarkam (antarkampung),” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan