Pemprov Jabar Kawal Kasus Atlet PON Tersangkut Doping

Oleh: Yuga Khalifatusalam

Jurnalbandung.com – Pemprov Jawa Barat berkomitmen terus mengawal kasus atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jabar 2016 yang positif menggunakan doping.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar yang juga Ketua Harian Panitia Besar (PB) PON Jabar 2016 Iwa Karniwa menjelaskan, pihaknya kini hanya menunggu hasil yang sedang ditangani oleh kepala bidang (kabid) pertandingan.

“Ini sedang ditangani kabid pertandingan. Saya sudah delegasikan ke Pak Yudha (Kabid Pertandingan PB PON), sekarang Pak Yudha yang follow up,” kata Iwa di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (13/12).

Iwa menjelaskan, PB PON hanya sebagai penyelenggara. Artinya, kata Iwa, PB PON hanya sebagai penyedia venue dalam penyelenggaraan PON. Namun, tegas Iwa, urusan atlet sudah masuk dalam teknis di lapangan.

“PB PON itu sebagai penyelenggara, makanya kita serahkan ke yang berwenang. Dan di sini di fasilitasi bidang pertandingan,” jelasnya.

Menurutnya, hal tersebut telah disampaikan kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Sehingga, nantinya akan ditindaklanjuti lebih optimal.

“Untuk yang di India (uji laboratorium) ini tentu objektiv berdasarkan data dan fakta. Ini sudah dilaporkan kepada Kemenpora oleh Ketua PB PON, nanti PB PON yang akan menindaklanjuti. Kemenpora pun nanti akan menugaskan yang berwenang untuk men-declair-kan,” papar Iwa.

Dalam hal itu, lanjut Iwa, PB PON Jabar pun sudah melaporkan secara detil, bahkan sangat detil apa adanya termasuk berkas hasil uji laboratorium dari India.

“Itu sangat detil, bahkan akan dilakukan rapat dan akan diambil keputusan. Itu dilaporkan semua, tidak pernah melaporkan sebagian,” katanya.

Tidak hanya itu, PB PON sejak jauh-jauh hari telah menyosialisasikan pelarangan doping sebelum pelaksanaan PON kepada para atlet. Terlebih, PB PON berharap pelaksanaan PON Jabar bisa terlaksana dengan fair play.

“Sosialisasi terhadap atlet, tentunya kita lakukan jauh hari sebelumnya. Tentunya itu proporsional dibandingkan Pekan Baru (PON Riau) karena jumlah atlet lebih banyak, termasuk nomor pertandingan dan cabang. Begitu jumlah pertandingan lebih banyak, kemungkinan penyimpangan akan lebih banyak,” pungkas Iwa.

Tinggalkan Balasan