Pemprov Jabar Berkomitmen Tekan Dampak Gempa, Tsunami, hingga Puting Beliung
Oleh: Redaksi

Jurnal Bandung – Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menuturkan, Provinsi Jabar merupakan salah satu wilayah dengan potensi bencana tertinggi di Indonesia.
Oleh karena itu, diperlukan upaya dari pemerintah untuk mengurangi dampak risiko yang bisa ditimbulkan bencana melalui perencanaan, keterpaduan, dan koordinasi secara menyeluruh dari seluruh aparat pemerintah serta peran serta masyarakat.
Hal itu diungkapkan Deddy Mizwar dalam Rapat Koordinasi (Rakor) dan Pelatihan Search and Rescue (SAR) se-Jabar yang digelar oleh Kantor SAR Bandung di Hotel Grandia, Jalan Cihampelas Nomor 80, Kota Bandung, Kamis (25/8).
Menurut Deddy, Pemprov Jabar pun terus berkomitmen untuk memprioritaskan pengurangan risiko bencana (PRB) melalui upaya meminimalisasi risiko bencana pada tahapan prabencana, saat bencana, sampai dengan tahap pascabencana.
Deddy menegaskan, hal tersebut penting diterapkan mengingat secara geografis, geologis, hidrologis, dan klimatologis karakter wilayah Jabar yang rawan terhadap bencana, di antaranya wilayah utara merupakan daerah dataran rendah, wilayah tengah dan selatan merupakan dataran pegunungan yang memanjang dari barat ke timur, kemudian Jabar juga berada di atas lempengan bumi yang memanjang dari Pulau Sumatera hingga pulau Jawa, sehingga Jabar secara ilmiah diprediksi dan sangat mungkin menjadi daerah rawan bencana.
Selain itu, secara faktual, Jabar juga memiliki tujuh gunung api aktif, 40 daerah aliran sungai, serta wilayah selatan yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia yang memiliki potensi gempa dan tsunami, longsor, banjir, serta angin puting beliung.
Oleh karena itu, Deddy pun berharap, Rakor dan Pelatihan SAR bisa menumbuhkan budaya SAR kepada seluruh lapisan masyarakat, sehingga masyarakat bisa memahami dan mengerti serta bisa berperan aktif dalam membantu operasional SAR, memperkuat strategi maupun pelaksanaan untuk meminimalisasi dampak bencana di Jabar.
Senada dengan Deddy, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI F. H. B. Soelistyo pun berharap, melalui rakor tersebut, para peserta bisa menjadi embrio untuk menyosialisasikan pentingnya SAR dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana.
Selain itu, ego sektoral juga mesti dikesampingkan dalam menghadapi masalah kebencanaan, karena menurut Soelistyo, kebersamaan atau kekuatan gotong royong bisa meningkatkan rasa kemanusiaan serta koordinasi dengan bebagai pihak dalam menghadapi potensi regional bencana.
“Kunci sukses kita bisa menghadapi potensi bencana yang tadi dikatakan oleh Pak Wagub sebenarnya hanya satu, yaitu rasa keikhlasan kita untuk bersama-sama turun melakukan kegiatan-kegiatan kebencanaan dengan tulus tanpa kepentingan yang lain, termasuk dalam kegiatan kemanusiaan,” papar Soelistyo.