Pemkab Bandung Soroti Gagasan Emil Soal Tol Air

Oleh: Bayu Wicaksana

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Pembangunan tol air oleh Pemkot Bandung untuk mengatasi banjir yang kerap melanda Kota Bandung dipersoalkan Pemkab Bandung.

Pasalnya, gagasan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil itu dikhawatirkan akan memperparah luapan air Sungai Citarum yang mengakibatkan banjir di Kabupaten Bandung.

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bandung Ernawan Mustika saat menghadiri rapat koordinasi (rakor) terkait penanganan banjir di Bandung Raya, di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (1/11).

Rakor ini dipimpin Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar serta dihadiri perwakilan dari masing-masing daerah di Bandung Raya.

Dalam kesempatan itu, Ernawan mengatakan, selama ini, wilayahnya menjadi lokasi tujuan air yang mengalir dari tiga daerah, yakni Kabupaten Sumedang, Kota Bandung, dan Cimahi.

Banjir yang menggenangi wilayahnya, kata dia, tak epas dari kiriman air tersebut. Oleh karena itu, pihaknya mempertanyakan pembangunan tol air oleh Pemkot Bandung.

“Semua tindakan yang ada di perbatasan, ada baiknya kita bicarakan dengan baik, duduk bersama. Jangan sampai selesai di hulu, selesai di daerah tertentu, tapi jadi masalah ke daerah lain,” katanya.

Bahkan, dia meminta agar buangan dari tol air ini tidak dialirkan langsung ke sungai karena akan menambah volume air ke Sungai Citarum yang berada di wilayahnya.

“Sebaiknya ada penampungan dulu di Kota Bandung, jangan langsung dibuang. Tol air baik bagi Kota Bandung, tapi bagi Kabupaten Bandung belum tentu. Harusnya disimpan dulu di Kota Bandung,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung Iskandar Zulkarnaen mengatakan, dengan adanya tol air, air akan disalurkan ke Sungai Cinambo. Air tersebut akan disedot ke dalam kolam penampungan, selanjutnya jika sudah penuh akan dialirkan ke sungai tersebut.

Dia pun memastikan, tol air tersebut untuk mempermudah penyaluran air ke tempat sebagaimana mestinya.

“Untuk memperlancar saja. Harusnya kan membuang ke sungai, kemana lagi?” kata Iskandar di tempat yang sama.

Selama ini, kata dia, posisi sungai berada di atas permukaan saluran, sehingga air tidak mengalir dengan baik.

“Kita memperlancar air yang ada ke saluran yang ada. Kita tidak pernah buang air sembarangan. Ya pasti lewat saluran atau sungai,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan