Menpan RB Yuddy Chrisnandi Berikan Dua Jempol untuk Terobosan Emil
Oleh: Ferry Prakosa

Jurnal Bandung – Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi mengapresiasi positif pembangunan Command Center sebagai pusat pengendali data di Kota Bandung.
Menurutnya, pembangunan Command Center ini merupakan sebuah kreasi yang inovatif dari kebijakan untuk membangun satu komando pengelolaan tata pemerintahan yang futuristik.
“Seperti habis nonton pertandingan Persib, hebat lah, tanggapan hebat dimana berbagai persoalan perkotaan bisa secara realtime diikuti dan bisa diambil keputusan dengan cepat,” ucapnya kepada Jurnal Bandung setelah meninjau Comand Center di Balai Kota Bandung, Jumat (23/1).
Pembangunan Command Center ini, menurut Yuddy layak dijadikan pilot project untuk mulai diterapkan di kota-kota besar lainnya. Dia menambahkan semua perwakilan dinas terkait dengan urusan publik berada di Command Center dan hal itu menurutnya sebagai bentuk pelayanan publik yang prima dan execelent.
“Surabaya, Semarang, Bogor, Makasar, Medan, Palembang, Malang, Denpasar, Menado supaya belajar di sini,” ujarnya.
Dia melanjutkan, di Kota Denpasar, memang sudah ada sistem serupa tapi tidak sama. Sistem yang dimiliki Pemkot Bandung dinilainya jauh lebih advance.
Dia menyebutkan, untuk manajemen traffic control, sudah ada beberapa kota yang menerapkan. Akan tetapi, kata dia, integrated sistem aplication service Pemkot Bandung merupakan yang paling inovatif.
“Di sini ngurus sampah bisa, ngurus ambulan harus berangkat ke mana bisa, ngurus damkar, kalau ada kecelakaan gimana, ada masalah sosial yang minta-minta di jalan yang harusnya bebas itu bisa cepat dilakukan,” tutur Yuddy.
Yuddy menginginkan, untuk ke depannya, pelayanan publik seperti ini harus mengacu pada dua sisi. Satu sisi dari birokratnya yang ingin revolusi mental, di sisi lain ada penggunaan teknologi informasi untuk mempermudah pelayanan publik.
“Jadi dua jempol lah,” ucap Yuddy memuji.
Yuddy pun menilai, pusat pengendali data di Kota Bandung sudah bagus dan tidak perlu penambahan. Pasalnya, jika perlu penambahan harus memakai dana APBD.
“Saya belum lihat ada yang sebagus ini, ini sudah bagus. Nanti saya datang lagi diundang pak Ridwan (Wali Kota Bandung Ridwan Kamil) pasti lebih sempurna,” katanya.
Yang paling utama menurutnya adalah menjamin pengambilan keputusan yang cepat terhadap masalah yang dihadapi publik secara realtime.
“Jadi persoalan kemasyarakatan yang muncul di luar dugaan, khususnya terkait dengan masalah sosial dan masalah bencana bisa dengan cepat diatasi sehingga memperkecil terjadinya resiko kerugian, karena kecepatan menangani,” jelasnya.
Tidak lupa dirinya menyarankan kepada Wali Kota Bandung untuk mengundang wali kota- wali kota lainnya untuk melihat Command Center.
“Dijadikan percontohan atau role model Bandung Comand Center ini dengan mengundang wali kota-wali kota untuk melihat, transfer of knowledge, transfer of experience, dan saya pun akan mempromosikan Comand Center ini kepada wali kota-wali kota di Indonesia,” pungkasnya.