Masjid Terapung Gedebage Jangan Sampai Didompleng Pihak Summarecon

masjid terapung
Foto net

Oleh: Redaksi

Jurnal Bandung – Rencana Pemprov Jabar untuk membangun masjid terapung di areal danau di kawasan Gedebage menjadi sorotan DPRD Jabar.

Pasalnya, lokasi danau berdekatan dengan kompleks perumahan yang tengah dikembangkan Summarecon. DPRD Jabar pun mewanti-wanti agar keberadaan masjid terapung itu tidak didompleng pihak Summarecon.

Ketua Komisi IV DPRD Jawa Barat Ali Hasan mengingatkan, masjid monumental yang dibangun dengan dana APBD ini jangan sampai dijadikan daya tarik pihak Summarecon untuk menjual produk perumahannya.

Oleh karena itu, kata Ali, Pemprov Jabar harus benar-benar memastikan jika lahan masjid bukan milik pengembang perumahan besar itu.

“Bukan kami menghalang-halangi, lahan untuk pembangunan mesjid terapung ini 30 hektare dengan anggaran hampir Rp1 triliun. Semua dari APBD, makanya kita minta agar lahannya benar-benar clear,” terang Ali kepada Jurnal Bandung, belum lama ini.

Terlebih, lanjut Ali, pihak Summarecon belakangan juga terkesan “menjual” proyek pemerintah, yakni akses tol Gedebage sebagai daya tarik bagi para calon konsumennya. Oleh karena itu, Ali menekankan, bila memang masih ada lahan milik Summarecon, maka harus diselesaikan dulu. Atau, setidaknya, Pemprov Jabar memperoleh kompensasi.

“Jangan sampai proyek yang seluruhnya didanai APBD ini terkesan menjadi salah satu fasilitas yang dimiliki pengembang. Mudah-mudahan Pemprov tidak dibodoh-bodohi karena dananya sangat besar,” tuturnya.

Ali menambahkan, komisi IV DPRD Jabar dalam waktu dekat akan mengundang pihak Summarecon untuk memastikan hal ini, terutama soal status lahan yang akan digunakan untuk pembangunan masjid terapung.

Sebelumnya, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan memastikan, 2016 mendatang, pembangunan masjid terapung di kawasan danau Gedebage akan dimulai.

“Untuk mesjid tahun 2016 akan dimulai, kita harus ngebut terutama untuk  pembebasan lahan, minimal dibebaskan 5 hektar dulu, jadi nanti masjidnya dibangun diatas lahan 5 hektar dulu,” ungkap Gubernur.

“Untuk lahannya dengan danau jadi 40 hektare, sementara  mesjidnya 2,5 hektare. Ini mesjid monumental,” sambungnya.

Tinggalkan Balasan