Lonjakan Harga Ganggu Inflasi, Mentan Canangkan Gerakan Tanam 50 Juta Pohon Cabai
Oleh: Redaksi
Jurnalbandung.com – Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), konsumsi cabai per kapita per tahun di Indonesia relatif stabil dengan laju pertumbuhan rata-rata 0,81% per tahun.
Namun belakangan, harga cabai cukup mengganggu dan ikut mendorong terjadinya inflasi karena kenaikan harganya yang relatif tinggi.
“Beberapa hari terakhir, kami merasa terganggu. Harga cabai meningkat, tekanan darah kami jadi meningkat juga, dan ibu-ibu pada protes,” ungkap Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada Pencanangan Gerakan Nasional Penanaman 50 Juta Pohon Cabai (Gertamcabe) di Pekarangan, di Lapangan Divisi Infanteri 1 Kostrad Cilodong, Depok, Selasa (22/11).
Menurut Amran, Gertamcabe sengaja dicanangkan sebagai upaya untuk menekan lonjakan harga cabai. Gerakan itu pun merupakan upaya pemerintah untuk mengajak masyarakat menanam cabai untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya sendiri agar ketika harga cabai naik, masyarakat tak perlu khawatir berlebihan.
Untuk menyukseskan gerakan tersebut, Kementerian Pertanian melibatkan Tim Penggerak PKK Pusat, dan daerah. Amran juga mengimbau masyarakat untuk menanam minimal 20 pohon cabai di pekarangan rumahnya.
”Ibu-ibu diharapkan bersedia menanam pohon cabai setidaknya 20 batang di rumahnya. Bibit dan polibag akan kami siapkan gratis,” kata Amran.
Amran mengatakan, terdapat 10 juta hektare lahan pekarangan di seluruh Indonesia yang kebanyakan tidak termanfaatkan. Dari jumlah tersebut, setidaknya 20%-nya ditargetkan dapat ditanami pohon cabai.
Amran sengaja menggandeng TP PKK untuk menyukseskan gerakan tersebut. Pasalnya, gerakan tersebut membutuhkan peran ibu-ibu rumah tangga. Disebutkan Amran, di Indonesia, terdapat 126 juta wanita dan 67 juta rumah tangga.
”Bisa dibayangkan, kalau 60 juta keluarga saja tanam 20 batang pohon per rumah tangga, hasilnya bisa sampai Rp30 triliun. Kalau ibu-ibu bergerak bersama-sama, selesai urusan bangsa kita,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang juga turut serta dalam Pencanangan Gertamcabe mengatakan, Provinsi Jabar merupakan salah satu sentra produksi cabai di Indonesia.
Berdasarkan rata-rata produksi cabai nasional 2010-2014, kontribusi Jabar terhadap produksi cabai mencapai 22,54% atau terbesar secara nasional.
Menurut data angka tetap hortikultura 2014, Kabupaten Garut merupakan sentra utama produksi cabai besar di Jabar dengan produksi tahun 2014 sebesar 80.000 ton atau 34,74% dari total produksi cabai di Jabar.
Sementara Cianjur berada di posisi kedua dengan total produksi mencapai 25,96%, Kabupaten Tasikmalaya di posisi ketiga sebesar 7,55%, dan Kabupaten Bandung di posisi keempat dengan total produksi sebesar 6,85%.
”Untuk meningkatkan volume ekspor cabai Indonesia, terutama ke negara negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Arab, dan Jepang, Pemprov Jabar juga terus berupaya mendorong produktivitas cabai di semua kabupaten/kota di Jabar,” tutur Deddy.
“Alhamdulillah, pada periode Januari- Desember musim tanam 2016, di Jabar berhasil direalisasikan luas panen cabai rawit 9.153,25 hektare dari luas tanam 9.635 hektare. Sementara tingkat produktivitas yang dicapai sebesar 132.36 kuintal/hektare dan total produksi sebesar 121.157.62 ton,” papar Deddy.
Sedangkan untuk cabai merah, dari luas tanaman 21.536 hektare, luas panennya sebesar 20.459.2 hektare, dengan tingkat produktivitas yang mencapai 139.46 kuintal/hektare dan total produksi sebesar 285.337.17 ton.
Oleh karena itu, Deddy optimistis, melalui Gertacam, produksi cabai di Indonesia makin meningkat. Terlebih, pekarangan di Indonesia secara keseluruhan cukup luas yang mencapai 10,3 juta jektare.
“Kami sangat berharap agar gerakan nasional yang dicanangkan Bapak Menteri pada hari ini dapat menjadi inspirasi bagi seluruh komponen masyarakat di Jabar untuk bersama-sama mengoptimalkan pemanfaatan lahan-lahan pekarangan di lingkunganya masing-masing, baik pekarangan rumah, sekolah, kantor, gedung, dan lain sebagainya,” paparnya.
”Dengan demikian, selain dapat mendorong ketahanan dan kemandirian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan cabai segar, hal ini juga dapat menjadi potensi ekonomi untuk menambah pendapatan kekuarga,” pungkas Deddy.