Lampion Buatan Anak Muda Bandung, Mulai Bentuk Bulat Hingga Hello Kitty

Oleh: Gatot Poedji Utomo

foto net
foto net


Jurnal Bandung – Siapa tak kenal lampion, lampu yang terbuat dari kertas dengan lilin di dalamnya itu kerap terlihat dalam perayaan tahun baru China atau yang lebih dikenal Imlek.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Jurnal Bandung.com, tradisi memasang lampion sendiri sudah ada di China sejak era Dinasti Xi Han sekitar abad ke-3 Masehi. Munculnya lampion bersamaan dengan pertama kali dikenalnya teknik pembuatan kertas.

Pada awal ditemukan, lampion dibuat menggunakan bahan kertas, kulit hewan dan kain. Lampion sendiri sudah diindentikan dengan Imlek sejak zaman Dinasti Ming.

Meski lampion ini dikenal sebagai warisan budaya China, bukan berarti warga Indonesia tidak pernah menggunakan lampion. Bahkan beberapa pembuat lampion adalah orang Indonesia asli.

Salah satunya, Lentera Pribumi, sebuah home industry di Kota Bandung yang berkonsentrasi membuat lampion atau dikenal juga lampu gantung itu.

Bertempat di Jalan Babakan Sembung RT04 RW12, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Nandang Ruhiyat (34) yang juga pemilik Lentera Pribumi memproduksi berbagai jenis lampion.

Menurut Nandang, saat ini, lampion tidak hanya digunakan untuk pelengkap perayaan hari besar atau budaya, namun kafe hingga rumah-rumah pun sudah dipasangi lampion. Selain sebagai alat penerang, lampion juga menjadi hiasan kafe atau rumah.

“Memang lampu gantung (lampion) dulu biasanya hanya digunakan pada
acara-acara tertentu saja. Tapi, saat ini banyak masyarakat menggunakannya juga untuk design interior dan hiasan rumah,” katanya kepada JurnalBandung.com saat ditemui di tempat produksinya, Rabu (5/11).

Dia mengaku sudah memproduksi lampion ini sejak tiga tahun lalu. Bahkan, kata Nandang, saat ini bentuk lampion sudah bervariasi, tidak hanya bulat.

“Seperti lampu bawang, lampu kendi, lampu kacang hingga lampu berbentuk animasi boneka hello kitty, spiderman dan lain sebagainya pun sudah dibuat,” sebutnya.

Harganya pun menurutnya tidak terlalu mahal. Lampion produksi Lentera Bumi dijual mulai Rp35 ribu sampai ratusan ribu rupiah.

“Kebanyakan kafe-kafe yang ada di Bandung yang memesannya, anak-anak muda untuk lucu-lucuan juga banyak yang beli,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut Nandang pun berharap, Pemerintah Kota Bandung memberikan perhatian lebih bagi kreatifitas anak muda di Kota Bandung.

“Karena pembuatan lampion ini dibuat oleh anak-anak muda asli Bandung yang penuh dengan kreatifitas,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan