Jadi Sasaran Investor, Nilai Investasi di Jabar Selama 2015 Tembus Rp90 Triliun

Oleh: Redaksi

Foto Yuga Khalifatusalam
Foto Yuga Khalifatusalam

Jurnal Bandung – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan didampingi Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan (Asda II) Deny Juanda, menghadiri Penandatanganan Nota Kesepahaman Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi di Istana Negara Jakarta, Senin (22/2) lalu.

Nota kesepahaman ditandatangani langsung di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Penandatanganan dilakukan antara Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan Gubernur, Kapolda, Bupati, dan wali kota yang wilayahnya terdapat kawasan industri pelaksana kemudahan investasi langsung konstruksi (KLIK).

Ini adalah wujud kesiapan BKPM dalam mengimplementasikan terobosan kebijakan KLIK. Layanan KLIK ini, merupakan perizinan yang diberikan kepada perusahaan yang akan melakukan investasi berlokasi di kawasan industri tertentu.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menyatakan, Pemprov Jabar siap menjadi daerah percontohan untuk KLIK. Sesuai dengan instruksi presiden, Pemprov Jabar harus bisa menyelesaikan perizinan selama tiga hari, bahkan tiga jam saja. Heryawan menyebutkan, ada lima kawasan industri yang akan menerapkan kebijakan ini. Dua kawasan di Bekasi dan tiga di Karawang.

“Di kawasan tersebut mulai hari ini berlaku investasi cepat langsung bangun. Kalau yang ini (KLIK) bisa cepat karena tata ruangnya sudah jadi. Ini bisa cepat karena industri ditempatkan di kawasan yang tata ruangnya sudah jadi. Kawasan industri kan tata ruangnya sudah jadi, kan semuanya dibuat memang untuk industri, penempatannya pun sudah sangat spesifik, otomotif, elektronik, manufaktur, dan lain-lain. Ya, diluar kawasan industri tersebut ya tetap butuh waktu yang tidak bisa gegabah, kalau gegabah ya bisa mengancam masyarakat kita,” beber Heryawan dalam keterangan resmi yang diterima Jurnal Bandung, Senin (22/2).

Lima kawasan industri di Jawa Barat yang menyepakati kebijakan tersebut, lanjut Heryawan di antaranya MM2100 / Bekasi Fajar Industrian Estate, dengan luas wilayah 1500 hektare. Luas wilayah yang telah terpakai 1200 hektare dan kawasan yang belum terpakai 300 hektare berlokasi di Kabupaten Bekasi dengan bidang industri yang dominan di antaranya automotif, baja, dan elektronik. Saat ini sebanyak 241 perusahaan Jepang menduduki kawasan ini.

Lalu, Delta Silicon dengan luas keseluruhan 158,9 hektare dan lahan terpakai 60,3 hektare. Lahan yang belum terpakai seluas 98,6 hektare berlokasi di Kabupaten Bekasi. Industri dominan perumahan, pergudangan, dan mall. Di kawasan ini, kini terdapat 16 perusahaan dan 4 perorangan.

Selanjutnya, KIIC Karawang dengan luas keseluruhan 1200 hektare, dimana luas yang terpakai 900 hektare, sementara luas yang belum dipakai 300 hektare dan berlokasi di Kabupaten Karawang. Jenis industri yang dominan, yakni komponen kendaraan bermotor. Di kawasan ini, kini berdiri sekitar 130 perusahaan.

Keempat, Suryacipta City of Industri dengan luas keseluruhan wilayah 1400 hektare, dimana luas wilayah yang telah terpakai 1100 hektare dan yang belum terpakai 300 hektare berlokasi di Kabupaten Karawang. Jenis industri dominan elektronik dan komunikasi dengan jumlah perusahaan sekitar 100 perusahaan.

Kelima, GT Techno Park dengan luas keseluruhan 400 hektare dimana luas yang telah terpakai 300 hektare dan yang belum terpakai 100 hektare berlokasi di Kabupaten Karawang. Industri yang dominan manufaktur dengan jumlah perusahaan sebanyak 3 perusahaan (Gajah Tunggal)

Heryawan melanjutkan, Jabar pun hingga kini menjadi sasaran utama lokasi investasi, dimana pertumbuhan ekonomi Jabar tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Pada triwulan III-2015 tumbuh 5,03%, sementara di tingkat nasional 4,73% yoy.

Jawa Barat diharapkan berkontribusi sebesar 14,4% terhadap target investasi (PMDN/PMA) nasional dalam kurun waktu 2015-2019 dengan nilai total Rp505,6 triliun atau rata-rata Rp101,3 trilyun per tahun. Di tingkat nasional, nilai totalnya mencapai Rp3.518,8 triliun. Dalam realisasi investasi selama 2015, Jabar pun menempati peringkat 1 terbesar dengan nilai investasi sebesar Rp98 triliun atau naik 9% dibandingkan realisasi 2014 lalu.

“Jabar selama 2015 terbaik, paling besar, tenaga kerja juga paling besar. Kemarin investasi Jawa Barat itu nilainya 90-an triliun, kemudian tenaga kerja barunya 301.000. Insya Allah pasti dengan kemudahan ini akan naik lagi targetnya,” katanya.

Tinggalkan Balasan