Harga Melambung Tinggi, Pemprov Jabar Mohon Pedagang Daging Ayam Tak Mogok Jualan
Oleh: Yuga Khalifatusalam

BANDUNG – Para pedagang daging ayam di Jawa Barat dimohon tidak mogok jualan saat harga daging ayam melonjak tinggi.
Menurut Kepala dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar Hening Widiyatmoko, mogok jualan hanya akan merugikan masyarakat.
“Kita harapkan para pedagang tidak mogok jualan karena yang dirugikan adalah masyarakat,” kata Hening kepada Jurnal Bandung.com di Bandung, Kamis (14/1).
Hening mengungkapkan, kenaikan harga daging ayam bukan karena disengaja. Oleh karena itu, dia berharap, semua pihak menghadapinya dengan bijaksana.
Menurut Hening, kenaikan harga daging ayam saat ini dipicu kurs dolar yang terus menguat terhadap rupiah. Akibatnya, harga pakan seperti jagung pun turut naik.
“Jadi kenaikan harga daging ayam ini lebih disebabkan karena adanya kenaikan harga pakan, seperti harga jagung itu naik karena dolar meningkat. Harga DOC (day old chicken) juga naik, mungkin ada perjanjian di kalangan perusahaan agar tidak memproduksi DOC terlalu banyak, ada satu hal yang mereka perhitungkan,” tuturnya.
Selain karena kurs dolar yang terus menguat, Hening juga menduga ada banyak faktor yang mempengaruhi naiknya harga daging ayam.
“Jadi memang produksi pakan ini dikurangi, akhirnya karena DOC dan pakan mahal maka harga jual dari peternak juga mahal. Jumat lalu diskusi saya dengan Dinas Peternakan, harga ayam di tingkat peternak rata rata mencapai Rp19.000 kini suda Rp21.000-23.000,” ungkapnya.
“Jadi, kalau untuk ke tingkat pengecer itu ada 3 tahapan lagi. Ada bandar, pedagang besar, pengecer, tentu hal itu akan menambah harga. Sehingga harga di tingkat pengecer antara Rp39.000 sampai Rp40.000,” sambungnya.
Terkait dengan tingginya harga daging ayam saat ini, lanjut Hening, pihaknya berharap Badan Urusan Logistik (Bulog) juga bisa ikut turun tangan menyetabilkan harga.
“Jadi sebetulnya harapan kita bersama, Bulog bisa turun, Bulog kan ada 11 komoditas yang digarap, salah satunya ayam. Tetapi mereka butuh berbagai hal karena di awal tahun ini biasanya mereka mengatasi urusan beras,” paparnya.
Saat ini, lanjutnya, pemerintah provinsi terus berusaha menyetabilkan harga daging ayam agar harga daging ayam normal kembali.
“Selama ini, kita terus berupaya mengantisipasi itu. Kami koordinasi dengan Dinas Peternakan dan dinas terkait lainnya, menjaga ditribusi dan lainnya,” pungkasnya.