Emil Persembahkan Tranportasi Masal yang Representatif
Oleh: Ferry Prakosa
Jurnal Bandung – Walikota Bandung Ridwan Kamil berharap setelah tidak menjabat sebagai walikota Bandung, dirinya bisa mewarisi transportasi masal yang memadai bagi warga Bandung.
Menurut pria yang akrab disapa Emil, jalanan kota Bandung menjadi macet dan sembraut karena memang tidak adanya transportasi massal yang memadai. Oleh karena itu kebanyakan masyarakat beralih ke transpotasi pribadi karena lebih efektif dan nyaman. “Statistik menyebut bahwa yang naik transportasi massal hanya 11.7 persen, misal wartawan pada bawa kendaraan sendiri. Kalau ditanya angkot? Enggak enak-eun jawabannya,” katanya kepada wartawan saat ditemui usai melakukan Market Sounding ke-II Monorel Kota Bandung di Hotel Horison, Senin (13/10).
Melihat permasalahan transportasi massal yang kian tidak representatif, Emil akan berusaha keras mewujudkan tranportasi massal yang nyaman bagi masyarakat. “Kalau enggak teh Bandung (transportasinya) riweuh tapi gak ada upaya perbaikan. Saya mah kudu jadi. Makannya saya kejar mimpi ini. Lelah panjang iya, tapi saya enggak mau gagal,” terangnya.
Usaha tersebut terus dilakukan Emil. Terbukti, saat ini, pemerintah kota Bandung sangat gencar mencari investor untuk membuat monorel. Tahap sounding ke 12 negara sudah dilakukan hingga akhirnya mengerucut ke lima negara. Negara itu adalah Jerman, Cina, Prancis, Korea dan Inggris.
”Cina yang paling berniat karena memang sudah di Jabar,” katanya.
Usai masuk kepada tahap sounding dengan beberapa negara, Dishub Kota Bandung tengah melengkapi dokumen lelang. Jika semua tahapan dilalui tanpa hambatan, akhir tahun 2014 proyek transportasi berbasis mono rel ini bisa segera dilelang.
”Kalau pembangunan 2015, saya enggak mau nyebut bulan dulu takutnya meleset,” ungkapnya.
Dalam pembangunan tahap pertama pihaknya telah menyiapkan dua koridor. Pertama memiliki trayek dari Babakan Siliwangi, Kecamatan Coblong hingga Leuwipanjang, Kecamatan Bojongloa Kaler. Sementara koridor dua akan melayani rute dari Kebon Kopi, Kecamatan Andir hingga Kecamatan Antapani. Dua koridor itu nilai investasinya mencapai Rp6 Triliun.
Dengan dibangunnya monorel, dia menambahkan, 88 persen warga Bandung yang saat ini menggunakan kendaraan pribadi bisa beralih ke transportasi massal.
”Jadi kita kejar market 88 sekian persen itu biar dibalikin lagi menggunakan transportasi massal,” terangnya.