DPRD: Tanpa PLTSa, Persoalan Sampah di Kota Bandung Sulit Dituntaskan
Oleh: Redaksi

Jurnal Bandung – Lama tidak muncul ke permukaan, pendirian Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Kota Bandung kembali disebut-sebut sebagai solusi paling efektif dalam menangani persoalan sampah di kota berjuluk Parijs Van Java ini.
Terlebih, di hari jadinya yang ke-205, persoalan sampah tetap menjadi pekerjaan rumah Pemkot Bandung yang dinilai sulit diselesaikan, di tengah-tengah gencarnya penataan kota.
Ketua DPRD Kota Bandung Isa Subagja mengatakan, produksi sampah masyarakat di Kota Bandung kian hari semakin bertambah. Diperlukan upaya luar biasa dari pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan ini.
”Ini produksi sampah tiap tahunnya akan terus meningkat. Kalau penanganannya secara konvensional ini akan lama. Antara manusia yang membereskan dengan produk ini tidak sebanding,” ungkap Isa kepada Jurnal Bandung, di Bandung, Selasa (29/9).
Menurut Isa, pemanfaatan teknologi seperti PLTSa dapat menjadi solusi efektif dalam menuntaskan persoalan sampah di kota berpenduduk 2,7 juta jiwa ini. Apalagi, kata Isa, tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti akan ditutup 2016 mendatang.
”Penanganan secara modern dengan teknologi yang aman dan ramah saya kira bukan persoalan, karena negara-negara lain sudah melakukan itu,” tegasnya.
Untuk diketahui, beberapa waktu lalu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil memilih berhati-hati dalam menentukan sikap terkait kebijakan pembangunan proyek PLTSA dengan teknologi insenerator.
Bahkan, di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil, Pemkot Bandung tengah mempertimbangkan mengganti teknologi insenerator pada PLTSa dengan biodigester. Teknologi ini diyakini tidak menimbulkan persoalan lingkungan itu diharapkan bisa menyelesaikan perdebatan penggunaan insenerator.
“Dulu kita mengira biodigester yang bakteri memakan sampah itu hanya untuk ukuran kecil. Ternyata di Jerman ada biodigester untuk skala sampah. Bisa memakan sampah tanpa harus dipilah-pilah,” katanya.
Wacana pembangunan PLTSa sendiri muncul saat Kota Bandung dipimpin Dada Rosada yang menjabat wali kota periode 2008-2013. Dia membuat sebuah kebijakan agar seluruh sampah itu dikelola lewat PLTSa.
Tidak sebatas konsep, Dada Rosada pun sudah menggelar lelang untuk pengolahan sampah. Pemenang lelangnya adalah PT Bandung Raya Indah Lestari (BRIL). Perusahaan itu, bekerja sama dengan Hangzhou Boiler Co Ltd dari Tiongkok.