DPRD Jabar Nilai Kinerja Disparbud Melempem
Oleh: Yuga Khalifatusalam

Jurnal Bandung – DPRD Jawa Barat menilai eksplorasi terhadap kekayaan dunia pariwisata di Jabar belum maksimal. DPRD Jabar pun tidak akan tinggal diam. Berbagai upaya akan dilakukan agar pengembangan potensi dunia pariwisata bisa terus berkembang.
Ketua DPRD Jabar Ineu Purwadewi Sundari mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah membahas rancangan peraturan daerah mengenai rencana induk kepariwisataan.
Nantinya, rencana induk tersebut akan menjadi acuan dalam pengembangan kepariwisataan di Jabar.
“Adanya rencana induk kepariwisataan ini bukan saja untuk titik-titik pariwisata, tapi juga ditentukan untuk akses dan fasilitas yang lain. Pokoknya dipikirkan bagaimana pariwisata akan meningkatkan perekonomian,” kata Ineu kepada Jurnal Bandung, di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Selasa (20/10).
Menurut Ineu, selama ini tidak ada induk perencanaan pengembangan dunia pariwisata di Jabar. Oleh karenanya, pengembangan pariwisata di Jabar minim kreasi dan inovasi.
“Dengan adanya perda rencana induk pariwisata, dinas juga akan mengikuti,” imbuh Ineu.
Dia pun menyoroti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jabar. Pasalnya, sampai saat ini, kinerja Disbudpar Jabar terkesan melempem. Terbukti, kata Ineu, Disbudpar pun hingga kini belum mampu menggali potensi wisata yang dimiliki Jabar.
“Kinerja Disbudpar masih harus terus ditingkatkan. Kajian kami, kami melihat, teman-teman juga melakukan pengawasan, perlu ada rencana induk, agar dinas kita fokus melihat dan mengembangkan pariwisata. Bukan hanya program sesaat setelah itu, sudah, tidak ada tindak lanjut kegiatannya. Ke depan ingin ada keberlanjutan,” bebernya seraya menambahkan, promosi pariwisatanya pun perlu terus ditingkatkan.
Kendati begitu, menurut Ineu, optimalisasi kepariwisataan menjadi tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah kabupaten/kota maupun pihak swasta.
“Teman-teman dunia kepariwisataan juga. Jangan hanya mengeluh ketika sepi gara-gara tidak ada bimtek di hotel. Tapi berbalik, bagaimana agar tamu asing yang memberi pemasukan,” katanya.
Lebih lanjut Ineu mengakui, persoalan infrastruktur menjadi hal penting yang cukup menghambat pertumbuhan pariwisata di Jabar. Wilayah Jabar yang sangat luas menjadikan jarak satu lokasi ke lokasi lain menjadi jauh sehingga memakan waktu lama.
“Jabar beda dengan Bali. Sejauh-jauhnya (lokasi wisata) Bali, cuma 1-2 jam. Jabar cukup unik, ke Pangandaran saja 7 jam. Kalau nanti berbagai tol di Jabar bisa terwujud, bisa lebih dekat,” pungkasnya.