Disperindag Jabar : Gas Elpiji 12 kg Naik, Khawatir Gas 3 Kg Menjadi Langka
Jurnal Bandung – Saat ini pemerintah dan pihak pertamina berencana akan menaikan harga gas elpiji 12 kg. Menurut Kepala dinas Perindurstrian dan perdagangan (disperindag) Jawa Barat, Ferry Sofwan Arief, dengan adanya kenaikan harga tersebut akan sangat dirasakan bagi para penjual makanan.
“Kalau gas elpiji 12 kg dinaikan yang terkena imbasnya rumah makan dan produksi makanan kelompok usaha menengah. Kalau usaha mikro kecil tidak berpengaruh secara langsung karena masih menggunakan 3 kg, tapi kalau rumah makan menengah itu akan kena imbasnya secara langsung,” jelas Ferry kepada wartawan di Bandung, Kamis (14/8).
Selain itu lanjutnya, kenaikan harga gas elpiji 12 kg akan berdampak pada sektor industri besar. Terlebih ada kecenderungan kenaikan gas 12 kg akan memicu kenaikan gas elpiji ukuran 50 kg.
“Biasanya ada kecendrungan kalau 12 kg naik maka yang 50 kg juga naik. Tapi masing masing kenaikannya berbeda. Itu baru di industri makanan dan minuman. Selain itu di logam juga sama seperti industri pengelasan, biasanya mereka pakai 50 kg, industri keramik dan industri kaca juga sama,” katanya.
Dengan adanya kenaikan harga tersebut dia sangat khawatir, karena yang biasa memkai gas 12 kg, akan migrasi menggunakan gas elpiji 3 kg.
“Ini yang dikhawatirkan, ada migrasi atau pengalihan konsumsi ke elpiji 3 kg untuk masyarakat kita,” katanya.
Bila hal tersebut terjadi lanjut Ferry, maka tidak menutup kemungkinan keberdaan gas elpiji 3 kg pun akan langka.