Didukung Penuh Gubernur Jabar, Kereta Api Cepat Senilai USD55 Miliar Segera Dibangun
Oleh: Yuga Khalifatusalam

Jurnal Bandung – Meskipun menuai penolakan dari berbagai kalangan, pembangunan kereta api cepat Bandung-Jakarta didukung penuh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia-China Hanggoro. Menurutnya, dukungan penuh ditunjukan Gubernur Jabar terhadap megaproyek ini. Pasalnya, kereta api cepat dinilai memberikan manfaat terhadap masyarakat.
“Alhamdulilah Pak Gubernur sangat men-support persiapan penugasan pembangunan kereta api cepat. Sebab, pembangunan kereta api cepat koridor Jakarta-Bandung ini akan lebih berkembang lagi dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” ungkap Hanggoro kepada Jurnal Bandung, Selasa (24/11).
Menurutnya, pembangunan kereta api cepat ini akan segera direalisasikan. Bahkan, rencananya, pada triwulan II/2016, groundbreaking akan segera dilakukan. Pembangunannya sendiri diperkirakan akan menghabiskan waktu sekitar 3 tahun.
“Makanya kami sangat mengharapkan dukungan Gubernur. Tanpa dukungan Gubernur, sulit terlaksana,” ucapnya seraya menambahkan, pihaknya tengah menyelesaikan analisis dampak lingkungan (Amdal) dan persetujuan trase.
Dia melanjutkan, kereta api cepat ini akan dibangun sebuah konsorsium bernama Pilar Sinergi BUMN yang melibatkan PT WIKA, PT KAI, PTPN VIII, dan Jasa Marga. Sementara nilai investasi yang akan digelontorkan diperkirakan mencapai USD55 miliar.
“Angka itu berdasarkan hasil pra feasibility study (FS) yang diselesaikan konsultan China. Pembiayaannya 75% dari China Development Bank dan 25% sisanya dari Equity Indonesia,” katanya.
Sementara itu Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menyatakan, pihaknya berkomitmen mempercepat pembangunan kereta api cepat. Terlebih, kata Aher, sapaan akrabnya, 90% jalur kereta api cepat tersebut berada di Jabar dan sisanya di DKI Jakarta.
“Makanya kita punya kewajiban besar. Satu di antaranya, kami merekomendasi trase. Sekarang dalam pembahasan, kami selalu siap memberikan rekomendasi trase secepat mungkin. Karena ini lintas provinsi dengan DKI Jakarta, trase ini izinnya dari Kementerian,” katanya.
Aher juga meyakinkan, pembangunan kereta api cepat sudah sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) Jabar. Terlebih, megaproyek ini pun akan bersinergi dengan pembangunan Kota Raya Walini.
“Nanti walini akan jadi tod, semacam stasiun pengembangan kawasan. Pengembangan pertama akan menggunakan lahan PTPN VIII seluas 3000 hektare dan berkembang sampai 10.000 hektare. Sehingga betul betul jadi kota baru yang indah,” ungkap Aher seraya mengatakan kereta api cepat pun akan disinergikan dengan pembangunan monorel Bandung Raya.
Seperti diketahui, kereta api cepat akan memangkas waktu tempuh. Dengan kecepatan hingga 350 kilometer per jam, Bandung-Jakarta bisa ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit saja. Kereta api cepat yang ditargetkan rampung 2019 mendatang ini diperkirakan mematok tarif sekitar Rp200.000 kepada penggunanya.
Namun, belakangan, keberatan atas rencana pembangunan kereta api cepat Bandung-Jakarta disampaikan berbagai kalangan. Baik pegiat dan peneliti transportasi, pelaku bisnis, dan masyarakat mempertanyakan megaproyek ini.
“Kereta api cepat hanya membuat ketimpangan pembangunan antara pulau Jawa dan luar Jawa,” ujar peneliti transportasi Darmaningtyas, salah satu kalangan yang menolak kereta api cepat Bandung-Jakarta.