Di Bawah Kepemimpinan DN, Kabupaten Bandung Semakin di Depan
Oleh: Yuga Khalifatusalam

Jurnal Bandung – “Sabilulungan” adalah sebuah kata dari bahasa Sunda yang memiliki arti yang sangat luas. Adalah Bupati Kabupaten Bandung Dadang Naser yang mencetuskan kata “Sabilulungan” yang sekaligus menjadi motto untuk membangun Kabupaten Bandung ke arah yang lebih baik lagi.
Sabilulungan sendiri memiliki arti gotong-royong, seiya-sekata atau sekumpulan nilai-nilai luhur yang berkembang di masyarakat. Secara akronim, Sabilulungan pun memiliki makna Sabar, Bijaksana, Luhur elmuna, Luhur pangartina, dan Ngancik iman dina diri.
Sejak menjabat Bupati Kabupaten Bandung, Dadang Naser atau lebih akrab disapa DN, mengaplikasikan kata Sabilulungan dalam pembangunan Kabupaten Bandung. Terbukti sangat ampuh, di bawah kepemimpinan DN, Kabupaten Bandung mampu menjadi salah satu kabupaten termaju di Indonesia.
Semenjak ditangani DN, Kabupaten Bandung pun selalu menyabet penghargaan dari pemerintah di antaranya; Penghargaan Penerapan Kebijakan Pemberian Akta Kelahiran Gratis, Adiupaya Puritama dari Menteri Perumahan Rakyat, dan Anugerah Tanda Kehormatan Satya Lancana Kebaktian Sosial dari Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, serta beberapa penghargaan lainnya.
Berangkat dari seorang guru honorer, DN menjelma menjadi sosok pemimpin yang diidam-idamkan masyarakat Kabupaten Bandung. Pasalnya, hingga kini masyarakat menganggap DN sebagai sosok pemimpin yang bersahaja dan yang terpenting selalu mau mendengarkan apa yang menjadi masukan warganya.
Sosok DN di Kabupaten Bandung menjadi fenomena dibandingkan dengan bupati-bupati sebelumnya. Sebab, DN memiliki ciri khas tersendiri. Dia jarang tampil mengenakan pakaian resmi layaknya pejabat publik. Dia cukup memakai pangsi dan iket yang selalu menghiasi kepalanya. Hal tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Bandung saat ini.
DN sendiri adalah bupati yang ke-26. Di bawah kepemimpinannya, indeks pembangunan manusia (IPM) pada 2011 yang mencapai 75,03%, naik dibanding tahun 2010 sebesar 74,24%. IPM selama ini masih dijadikan indikator peningkatan pembangunan di suatu daerah yang mencakup aspek pendidikan, kesehatan,dan daya beli.
Potensi sumber daya alam Kabupaten Bandung demikian melimpah. Mulai lahan pertanian, perkebunan, kehutanan, panas bumi, kawasan industri, di samping potensi pariwisata. Dengan tersedianya potensi tersebut, maka tidak heran jika daerah yang memiliki luas 176.239 hektare ini hingga sekarang masih tetap jadi pilihan para investor.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bandung mencatat, selama 2011 terjadi pertumbuhan investasi sebesar 8,10%, naik dibanding tahun 2010 yang hanya 7,46%.
Pertumbuhan investasi di Kabupaten Bandung juga semakin melonjak. Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kabupaten Bandung pada 2011 bertengger pada angka 5,94%. Sementara pada 2010 hanya mampu meraih 5,88%.
Peningkatan LPE Kabupaten Bandung masing-masing berasal dari sektor pertanian (5,38%), pertambangan dan penggalian (3,00%), industri pengolahan (5,19%), listrik,gas dan air (8,21%), bangunan (8,10%), perdagangan, hotel dan restoran (7,88%), pengangkutan dan komunikasi (7,62%), keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (7,15%), serta jasa-jasa lainnya (6,99%).