Dedi Mulyadi Sebut Setya Novanto Sosok yang Lembut

Oleh : Yuga Khalifatusalam

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung- Partai Golongan Karya (Golkar) Jawa Barat meyakini terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2016-2021 akan menyatukan kembali setiap unsur partai berlambang pohon beringin itu. Soliditas kader dan unsur Golkar akan kembali terbangun seiring tuntasnya Musyawarah Nasional Luar Biasa yang digelar di Bali, Senin (16/5) kemarin.

Ketua Dewan Pengurus Daerah Partai Golkar Jabar Dedi Mulyadi mengatakan, sosok Setya Novanto mampu menjadi pemersatu semua unsur di partai berwarna kuning tersebut. “Setya Novanto sosok halus. Dia akan mampu mempersatukan itu semua,” kata Dedi saat dihubungi wartawan, Selasa (17/5).

Setya Novanto, tambah Dedi, merupakan representasi dari kepemimpinan kolektif di partainya itu. Selain terpilih dari proses yang baik, menurutnya, Novanto merupakan sosok yang tidak pernah menonjolkan diri.

“Sehingga ciri kolektif Partai Golkar akan terlihat dalam kepemimpinan Pak Setya Novanto,” katanya. Dedi menambahkan, terpilihnya Setya Novanto ini menjadi bukti bangkitnya Partai Golkar.

Pelaksanaan munaslub yang digelar di Bali ini merupakan proses yang begitu berat karena digelar di tengah-tengah sejumlah persoalan internal yang menghantam partai tersebut.

“Sebagai ujian terberat dalam sejarah Partai Golkar. Akan tetapi diakhiri dengan sesuatu yang sangat indah,” katanya.

Dedi pun menyebut, berakhirnya munaslub yang menghasilkan ketua umum baru ini merupakan bukti kedewasaan Partai Golkar dalam berpolitik. Proses tersebut dilalui mulus dengan mengedepankan prinsip demokrasi.

“Proses demokrasi di Golkar berjalan secara efektif dan terbuka. Golkar membuktikan diri sebagai partai yang dewasa dalam menyelesaikan berbagai problem internal,” katanya.

Lebih lanjut, Dedi berharap kepemimpinan Setya Novanto mampu menjadikan Golkar sebagai partai yang konsisten dalam menumbuhkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara. “Pancasila itu bukan hanya persoalan dilakukan melalui pendekatan partai dan pendekatan formalistik, tetapi Pancasila jadi substansi dari seluruh produk konstitusi bangsa. Golkar harus mampu mendorong terwujudnya berbagai produk konstitusi yang merupakan manifestasi dari spirit Pancasila,” bebernya.

Sementara itu, disinggung keputusan Setya Novanto yang akan membawa Golkar ke dalam gerbong koalisi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sehingga keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP) pimpinan Partai Gerindra, Dedi menyambut baik. “Itu sangat baik bagi partai,” tegasnya.

Terlebih, kata Dedi, keberadaan KMP itu sendiri tidak berpengaruh terhadap tatanan politik di daerah. “Dari dulu sistem koalisi KMP yang terstruktur sampai kabupaten/kota itu sesuatu yang mustahil terjadi. Bagaimana sebuah koalisi sampai ke daerah? Di mana di daerah memiliki pendekatan berbeda dalam melakukan koalisi,” pungkasnya.

Hal serupa diungkapkan Ketua DPRD Jabar Ineu Purwadewi Sundari. Menurut Ineu, keluarnya Golkar dari KMP tidak berdampak terhadap konstelasi politik di DPRD Jabar.

Ineu menyebut, selama ini proses di DPRD Jabar tidak mengacu pada adanya KMP dan Koalisi Indonesia Hebat yang merupakan pendukung utama kabinet pimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla. “Di Jabar sudah tidak ada KMP-KIH. Sejak awal, di Jabar, kita selalu bersama-sama. Silih asah, silih asih, silih asuh,” kata Ineu di Gedung DPRD Jabar, Bandung, Selasa (17/5).

Sementara itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan yang juga pengurus DPP Partai Keadilan Sejahtera, partai pendukung KMP, menghormati keputusan Golkar tersebut. Heryawan berharap, keputusan Golkar ini mampu membawa bangsa ke arah yang lebih baik lagi. “Bisa membawa bangsa ini ke arah yang sejahtera dan makmur,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan