Bukan PDIP, Inilah Partai Penguasa di Pilkada 2017
Oleh: Redaksi
Jurnalbandung.com – Dalam perhelatan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2017 yang digelar di 101 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, Partai Golkar menempati posisi teratas dalam raihan kemenangan.
Fakta ini sekaligus menjadi bukti jika partai penguasa PDIP, tidak serta merta mampu menguasai peta perpolitikan di Tanah Air. Fakta tersebut terangkum dalam laporan Indonesia Strategic Institute (Instrat).
Direktur Eksekutif Instrat Jalu Pradhono Priambodo menyebutkan, Partai Golkar meraih 54 kemenangan di Pilkada 2017 disusul Nasdem dengan 47 kemenangan. Selanjutnya, Demokrat dan PDIP sama-sama dengan 45 kemenangan, Gerindra 40 kemenangan, PKS 39 kememnangan, PAN 39 kemenangan, Hanura 35 kemenangan, PPP 26 kemenangan, PBB 11 kemenangan, dan PKPI 3 kemenangan.
Menurut Jalu, kemenangan yang diraih Golkar bukan tanpa alasan. Pasalnya, Golkar selalu melakukan penjajakan mendalam kepada calon-calon kepala daerah yang berpotensi besar untuk menang.
“Hal ini pula yang menjadi bukti kepiawaian Golkar untuk meraih kemenangan,” ungkap Jalu dalam diskusi publik “Rapor Parpol di 101 Pilkada” di Hotel Mitra, Kota Bandung, Kamis (2/3).
Kendati secara jumlah kemenangan Golkar juaranya, namun kata Jalu, ternyata partai berlambang pohon beringin itu justru kalah efektif oleh PKB dan Nasdem. Dengan total usungan 98 kandidat, Golkar hanya mampu menang di 55% daerah yang artinya kalah di 45% daerah lainnya.
“PKB dan Nasdem berhasil memenangkan 56% kandidat yang diusungnya,” sebutnya.
PKS, Demokrat dan PDIP tercatat di urutan ketiga dengan kemenangan 50% kandidatnya, diikuti Gerindra dan Hanura 49%, PAN 47%, PPP 38%, PBB 35% dan PKPI 25%.
Sementara jika melihat peta koalisi, maka koalisi yang melibatkan Golkar-Nasdem merupakan koalisi tersukses dengan meraih 32 kemenangan, disusul Demokrat-Golkar 30 kemenangan, Golkar-PAN 27 kemenangan, PDIP-Golkar, PDIP-PAN dan PDIP-Nasdem masing-masing 25 kemenangan, Golkar-Hanura dan Demokrat-PKS 24 kemenangan.
“Jika melihat efektifitas maka PKB-Golkar merupakan koalisi paling efektif karena memenangkan 79% dari 28 kali koalisi,” katanya.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jawa Barat MQ Iswara menyambut baik laporan yang disampaikan Instrat. Diakui Iswara, penjajakan mendalam memang selalu dilakukan partainya sebelum menetapkan calon yang akan diusung dalam pilkada.
“Ini hasil dari kerja keras seluruh kader di daerah-daerah,” ungkapnya.
Terlebih, kata Iswara, partainya merupakan partai terbuka, memiliki
roadmap yang jelas, hingga kader-kader yang sangat loyal. Hal ini pula yang memudahkan partainya mencari kandidat calon kepala daerah yang berpotensi besar menang.
“Bahkan, untuk Pilkada 2018 nanti, kami sudah ditugaskan Pak Dedi (Dedi Mulyadi-Ketua DPD Golkar Jabar) untuk membentuk tim pemenangan pilkada. Komunikasi politik sudah dibangun beragam, termasuk komunikasi lintas partai, bahkan di tingkat pusat pun sudah ada komunikasi politik antar pimpinan partai,” bebernya.