Bentuk KNSR, ACT Bertekad Selamatkan Etnis Rohingya Demi Kemanusian

Bentuk KNSR, ACT Bertekad Selamatkan Etnis Rohingya Demi Kemanusian            Oleh : Redaksi

 

ACT Bertekad Selamatkan Etnis Rohingya
foto.net

Jurnal Bandung – Aksi Cepat Tanggap (ACT) mendeklarasikan pembentukan Komite Nasional Solidaritas untuk Rohingya (KNSR) di kantor pusat ACT di Menara 165, Lantai 11, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (19/5).

Pembentukan KNSR tersebut sebagai wujud dukungan ACT terhadap pengungsi etnis Rohingya yang kini tengah berada dalam ketidakpastian dan tanpa masa depan akibat aksi pembantaian massal di Tanah Airnya.

Seperti diketahui, gelombang pengungsi etnis Rohingya kini terus mencari perlindungan, mereka mencari tempat di berbagai wilayah ASEAN dan sebagiannya sudah memasuki wilayah Indonesia, tepatnya di Aceh.

Sebagai bukti kesungguhan dalam membantu etnis Rohingya, sebagai inisiator, ACT memberi mandat salah satu Senior Vice President-nya Syuhelmaidi Syukur sebagai Ketua KNSR. Dalam deklarasi pembentukan KNSR ini, hadir pula President ACT Ahyudin.

Dalam kesempatan ini, Ahyudin mengatakan, Isu pelanggran HAM yang dialami etnis Rohingya menjadi benalu bagi umat manusia, bukan hanya di Asia Tenggara, namun juga bagi dunia. Menurutnya, nasib etnis Rohingya sama dengan warga Gaza, sama-sama dizhalimi.

“Urusan Rohingya bukan sekadar memberi pangan, sandang, dan layanan medis. Indonesia atau negara mana pun, tidak boleh merasa sudah menjadi negara baik dengan sekadar melakukan itu. Sementara Myanmar, sumber dari mana pencari suaka itu datang, tak tersentuh. Malah, negara-negara ASEAN, seolah tak terjadi apa-apa, melakukan transaksi bisnis bilateral, multilateral, dan menutup mata. Padahal, sudah ribuan jiwa hilang, ribuan jiwa lainnya merana, lari atau tewas kelaparan dan kesakitan di tengah laut,” paparnya dalam keterangan tertulis yang diterima Jurnal Bandung, Rabu (20/5).

Untuk diketahui, ACT sendiri terpanggil membantu etnis Rohingya sejak 2012 lalu bersama elemen masyarakat sipil Indonesia.

“Kini, pencari suaka itu sudah ribuan orang, tidak perlu kita datangi, mereka sudah meminta tolong di sini. Masa kita akan halau lagi untuk menjemput kematian entah di dunia bagian mana? Tidak! KNSR berikhtiar menolong mereka memulihkan hak-hak kemanusiaannya,” tegas Syuhelmaidi Syukur, selaku ketua KNSR.

Sejumlah pihak pun merespons dan menyatakan mendukung KNSR di antaranya Pusat Advokasi Hukum dan Hak Azasi Manusia (PAHAM), sebuah lembaga nonpemerintah yang intensif membela Rohingya di ranah nasional dan global; Burma Task Force Indonesia, komunitas intelektual yang juga bertujuan mengadvokasi Rohingya; Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI).

Pada hari yang sama, ACT dan Telekung Project Malaysia, sebagai sesama elemen masyarakat sipil Indonesia-Malaysia, sepakat berkolaborasi membantu pencari suaka etnis Rohingya.

“Karena kesigapan dan keguyuban masyarakat Indonesia itulah, Telekung Project diwakili ketuanya Norazila Azis, dan dua personal lainnya yaitu Saodah Atan dan Zaidi Abd Rahman, datang ke Indonesia. Mareka melakukan humanity journey ke Aceh bersama ACT, memberi bantuan awal untuk kemudian kembali ke Malaysia dan mengedukasi masyarakat Malaysia. Kami, ACT-Telekung Project, ingin menunjukkan kami semua masyarakat dan bangsa humanis,” tutur aktivis kemanusiaan Lutfiah Hayati, mewakili masyarakat Indonesia dan ACT.

Tinggalkan Balasan