Anang Sudarna: Bandung Tidak Cocok Dijadikan Tempat Tinggal
Oleh: Yuga Khalifatusalam

Jurnal Bandung – Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat Anang Sudarna menyatakan, Bandung sebenarnya tidak cocok dijadikan tempat tinggal.
Pasalnya, kata Anang, secara geografis, Bandung dikelilingi oleh gunung-gunung sehingga Bandung, khususnya Kota Bandung secara geografis berbentuk cekungan.
Dengan begitu, ketika polusi terus menerus meningkat, polusi tersebut tidak bisa dihempaskan oleh angin dan hanya diam di cekungan tersebut.
“Kualitas udara Kota Bandung sangat buruk, terutama pada akhir pekan. Sebab, saat akhir pekan, banyak wisatawan yang menggunakan mobil pribadi, sehingga menambah polusi udara,” katanya kepada Jurnal Bandung, di Bandung, Senin (25/5).
Kondisi tersebut, lanjut Anang, menjadikan kualitas udara buruk dan sulit dihempas angin.
“Sebenarmya Kota Bandung berbahaya untuk tempat tinggal. Karena posisi Bandung yang cekung, maka CO tidak terbawa angin, malah ‘ngulibek’,” ucapnya.
BPLHD Jabar sendiri selama ini memantau tingkat polusi di Kota Bandung di tiga titik yakni Jalan Pajajaran, BKR, dan Soekarno-Hatta.
Selain karena lonjakan jumlah kendaraan di akhir pekan, polusi di Kota Bandung makin buruk akibat kepadatan lalu lintas.
Kemacetan sering terjadi akibat jumlah kendaraan yang semakin banyak sementara lebar dan panjang jalan sangat terbatas.
Melihat kondisi tersebut, pihaknya akan memasang alat pantau polusi di kota-kota besar di Jabar seperti Bandung, Bekasi, dan Bogor.
Alat tersebut bernama air quality monitoring system (AQMS). Melalui pemasangan alat ini, Anang berharap, tingkat polusi bisa terus dipantau dan antisipasi bisa segera dilakukan jika kondisi udara semakin buruk.
“Polusi tinggi sangat berbahaya, bisa menimbulkan hujan asap,” tandasnya.