Aher Sambut Baik Perubahan Status Unpad Jadi PTNBH
Oleh: Dadan Burhan AA
Jurnalbandung.com – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyambut baik perubahan status Upad menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbada Hukum (PTNBH). Terlebih, program-program yang dimiliki Unpad dinilainya lebih unggul.perguruan tinggi lainnya.
Unpad resmi berubah status menjadi PTNBH. Penetapan Unpad sebagai PTNBH sebelumnya dilakukan pada Oktober 2014 lalu. Status PTNBH diresmikan dengan ditandanganinya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 51/2015 oleh Presiden Joko Widodo.
Sejak saat itu, Unpad memiliki waktu satu tahun untuk menyempurnakan statusnya sesuai PP Nomor 80/2014, salah satunya terkait anggaran dasar yang menjadi landasan pembenahan pengelolaan perguruan tinggi.
“Saya yakin Unpad akan lebih maju dan mendunia dengan berubah menjadi PTNBH ini, SDM (sumber daya manusia)-nya juga mumpuni. Unpad juga paling diminati,” ungkap Gubernur yang akrab disapa Aher itu seusai menghadiri Deklarasi Unpad sebagai PTNBH sekaligus penandatanganan prasasti PTNBH di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Sabtu (14/1).
Pemprov Jabar, lanjut Aher, berusaha melakukan pemerataan pendidikan dan kualitas pendidikan di Jabar, terutama di beberapa wilayah pelosok. Disebutkan Aher, ada 10 juta jiwa masyarakat Jabar yang berada di pelosok dan berhak mendapatkan serta berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi.
“Ada 10 juta jiwa yang ada di pelosok, mulai dari Jawa Barat wilayah selatan yang membentang dari Pangandaran hingga Pelabuhan Ratu, mereka berhak mengenyam pendidikan tinggi,” ungkapnya.
Untuk melakukan pemerataan, kata Aher, Pemprov Jabar menghadirkan beberapa perguruan tinggi atas izin dari pemerintah pusat. Salah satunya, pada 2014 lalu, Pemprov Jabar telah mengubah status Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya dan Universitas Karawang (Unsika) menjadi PTN.
“Pemprov Jabar juga membuka Perguruan Tinggi Di Luar Domisili (PDD). PDD yang dibuka Pemprov Jabar ada tiga, yakni PDD UNPAD Pangandaran, PDD ITB Cirebon dan PDD IPB Sukabumi. Kemarin kan ada moratorium, jadi enggak bisa lagi. Bisanya hanya membuka PDD dan tentunya ini kami sambut dengan baik,” katanya.
Tidak hanya itu, Pemprov Jabar juga memberikan beasiswa kepada pelajar berprestasi yang berada di pelosok. Pasalnya, tanpa beasiswa, mereka dikhawatirkan tak bisa bermimpi melanjutkan sekolah ke peguruan tinggi karena terkendala jarak yang sangat jauh.
“Di Ujung Genteng Sukabumi, di sana ada SMA tapi jaraknya kalau sampai Bandung bisa 8-10 jam kalau pakai mobil. Saya khawatir mereka tidak mimpi sekolah yang lebih tinggi,” ucapnya.
Pemprov Jabar juga memberikan beasiswa kepada mahasiwa Fakultas Kedokteran Unpad yang berasal dari pelosok. Namun, Pemprov Jabar menyaratkan jika lulus nanti, mereka harus kembali ke daerah asalnya.
“Jadi kami dorong untuk kembali lagi ke daerahnya dengan beasiswa itu, agar mereka betah dan membangun daerahnya dan tidak kembali ke kota,” pungkasnya.