Aher Paparkan Teknis Perbaikan Jalan dan Jembatan Amblas di Banjar dan Pangandaran
Oleh: Redaksi

Jurnal Bandung – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan memaparkan teknis perbaikan jalan dan jembatan yang amblas di Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran.
Seperti diketahui, Minggu (9/10) malam lalu, kedua insfrastruktur penghubung utama tersebut amblas menyusul tingginya curah hujan di wilayah tersebut. Jalan amblas tepatnya berada di Kelurahan Purwaharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar. Sementara jembatan yang amblas berada di Desa Putrapinggan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran.
“Kalau akses kan satu-satunya akses yang bisa menyebrangkan orang, bisa memperlancar pergerakan orang dan barang hanyalah jalan dan jembatan kan. Kalau jembatannya rusak berarti satu-satunya cara itu perbaikan jembatannya,” jelas Aher, sapaan akrab Gubernur di sela-sela tinjauannya di Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran, Selasa (11/10) lalu.
Menurut Aher, satu-satunya cara yang harus dilakukan adalah perbaikan darurat yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama, pembangunan jembatan bailey atau jembatan penghubung jalan yang terbuat dari kerangka besi yang menyelubung di bawah, samping, dan atas jalan.
Biasanya jembatan bailey melintang di atas sungai untuk menghubungkan jalan raya yang terputus oleh sungai besar, dimana sekarang sudah diaplikasikan dalam perbaikan darurat di jembatan Putrpinggan.
Sementara jalan amblas di Blok Katapang, Kelurahan Purwaharja, Kecamatan, Purwaharja Kota Banjar, perbaikannya akan dipasang box atau semacam gorong-gorong berukuran besar dengan panjang 5 meter dan lebar 5 meter. Setelah box tersebut dipasang kemudian diurug dan dapat langsung diaspal kembali permukaannya.
“Kita koordinasi dengan Balai Pusat karena ini adalah milik pusat (jalan nasional). Saya sudah kontak Kepala Balai Jalan Nasional Jakarta Banten di Jabar Pak Bambang. Dia katakan, untuk Kalipucang bailey sedang dipasang. Sementara di sini (Blok katapang, Kota Banjar) dipasang box atau seperti gorong-gorong besar. Mudah-mudahan ini lebih cepat karena kalau box kemudian tingginya lima meter lebarnya lima meter kemudian diurug ini cukup memadai untuk jalan air,” papar Aher.
“Sementara Jembatan bailey di Pangandaran sendiri dibuat dua arah. Kalau satu arah nanti ketutup repot lagi macetnya panjang. Kita minta jembatan bailey-nya dibangun dua arah. Tadi saya ketemu juga dengan temen-temen TNI, bailey jika diperlukan TNI juga punya bailey, bisa dipakai,” sambungnya.
Ke depan, setelah pemasangan jembatan bailey, pihaknya akan mengajukan ke pemerintah pusat supaya perbaikan jembatan Kalipucang masuk dalam anggaran perbaikan jembatan 2017 agar tahun depan langsung dibangun permanen.
Terkait akses pariwisata, khususnya ke Pangandaran, Aher mengakui, bencana tersebut menimbulkan gangguan akses. Akan tetapi, menurut Aher, masyarakat bisa memilih tiga alternatif jika hendak menuju Pangandaran.
Pertama, menunggu perbaikan jembatan bailey selesai. Kedua, melalui jalur selatan via Cipatujah, dan ketiga bisa lewat jalur udara ke Bandar Udara Nusawiru.
“Oleh karena itu, pembangunan harus cepat, cepat pertama jembatan bailey-nya cepat dibangun. Cepat kedua, dianggarkan di 2017. Gak ada cepat yang ketiga, jangan molor hingga 2018 gitu aja kan,” tegasnya.
Aher menambahkan, selain penting untuk akses pariwisata, perbaikan jembatan dan jalan tersebut pun dinilai amat penting dan vital karena keduanya sebagai jalur penghubung utama antara Jabar dan Jateng.
“Insya Allah kita akan koordinasikan segera dengan kementerian pusat supaya segera bailey-nya cepat dibangun dan memang sedang dibangun sekarang. kedua ada anggaran untuk tempat lain, kemudian dialihkan dulu untuk ini yang lebih penting di 2017. Catatannya 2017, coba kalau meleset 2018 kita pakai bailey-nya kelamaan setahun lebih nanti,” pungkas Aher.