Aher Ajak Warganya Bermuhasabah di Malam Pergantian Tahun

Oleh: Redaksi

Jurnalbandung.com – Bermuhasabah (instropeksi diri) dinilai menjadi cara yang tepat dalam menyongsong tahun baru. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pun mengajak masyarakat berintrospeksi diri saat malam pergantian tahun.

Gubernur yang akrab disapa Aher itu mengimbau masyarakat mengisi pergantian tahun dengan aktivitas yang lebih bermakna, seperti bermuhasabah. Sehingga, tidak hanya larut pada hura-hura tanpa nilai apa pun.

“Saya kira bagus banget kalau masyarakat Jawa Barat, khususnya generasi muda, merenung. Merenung apa yang sudah dilakukan di 2016 dan merenung perencanaan resolusi 2017,” ungkapnya.

Aher menilai, pergantian tahun merupakan momen untuk refleksi diri agar kekurangan yang pernah dilakukan sebelumnya tidak lagi terulang di tahun mendatang.

Masyarakat juga diajak untuk bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk merasakan pergantian tahun serta mempersiapkan diri menghadapi tantangan di tahun depan. Rasa syukur itu, kata dia, bisa diungkapkan dengan cara apa pun yang baik.

“Silakan, tapi hendaknya setelah itu renungan yang terjadi. Untuk merenungi apa yang sudah dilakukan, menyambut baik apa yang menjadi resolusi di tahun 2017,” ujar dia.

Gubernur dijadwalkan menghadiri kegiatan “Muhasabah Akhir Tahun 2016” yang digelar Republika di Masjid Pusdai, Bandung, Sabtu (31/12).

Kegiatan yang dimulai pukul 19.00 WIB ini juga rencananya menghadirkan penceramah KH Athian Ali Muhammad Dai, KH Prof Hermawan K Dipojono, serta Ustaz Evie Effendi.

Prof Hermawan K Dipojono menilai, muhasabah menjadi cara merayakan pergantian tahun baru yang paling tepat sebagai momen refleksi diri atas apa yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Menurut Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) itu, muhasabah menjadi bagian perjalanan ruang dan waktu untuk merenungkan yang telah, sedang, dan akan dilalui manusia. Lewat perenungan diri, dia menyebut, manusia bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

“Penting sekali muhasabah karena dalam ajaran agama kita itu manusia diberi fasilitas melalukan perjalanan secara fisik di ruang nyata. Tapi, pada saat yang sama, diberikan fasilitas mengingat masa lalu, merekam masa kini, dan kemampuan berimajinasi masa depan,” paparnya.

Sementara, menurut Ustaz Evie Effendi, muhasabah merupakan kesadaran akal untuk menjaga diri dari pengkhianatan nafsu, melalui proses pencarian kelebihan dan kekurangan diri. Karena itu, dia menilai, muhasabah menjadi lampu di hati setiap orang yang melaksanakannya.

Muhasabah pun, kata dia, dilakukan untuk mengevaluasi atas berbagai amal yang telah dilakukan, agar kehidupan lebih baik dan bermakna di hadapan Allah SWT.

“Setiap mukmin dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas amalnya. Untuk peningkatan kualitas amal, muhasabah sangat diperlukan. Tanpa muhasabah, tidak akan ada peningkatan kualitas amal,” tuturnya.

Ketua Panitia Muhasabah Republika di Bandung Yusuf Supriatna mengatakan, muhasabah kali ini merupakan yang kedelapan kalinya di Bandung.

“Muhasabah ini hakikatnya adalah bagaimana kita berinstrospeksi untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi di tahun-tahun mendatang. Daripada merayakan pergantian tahun dengan hura-hura, mari kita bermuhasabah di Masjid Pusdai sambil mendengarkan tausyiah,” ujar Yusuf.

Tinggalkan Balasan