Aher: Ada Mafia Bermain di Balik Gejolak Harga Pangan

Oleh: Yuga Khalifatusalam

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menuding ada mafia yang bermain di balik gejolak harga pangan di masyarakat.

“Ada mafia yang bermain, baik di tingkat lokal maupun yang lebih besar,” ungkap Heryawan seusai menghadiri peringatan Hari Pangan se-Dunia tingkat Provinsi Jabar, di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (7/10).

Bukan tanpa bukti, pria yang akrab disapa Aher ini mengungkapkan, saat bulan puasa lalu, harga cabai dan bawang melonjak tinggi. Namun, saat ditinjau ke lapangan, stok kedua komoditas tersebut ternyata masih cukup melimpah.

“Kalau kemarin pada waktu puasa, ternyata urusan gejolak cabai bukan karena langka. Begitu juga dengan bawang, ini (persoalan) distribusi. Di Cirebon harga bawang Rp7.000, tapi di Kramat Jati (Jakarta) Rp30.000. Cabai di Cianjur Rp15.000, di Bandung Rp50.000, yang bener saja,” papar Aher.

Kondisi seperti ini, lanjut Aher, jangan sampai dibiarkan berlarut-larut karena sangat merugikan masyarakat. Selain itu, ketahanan pangan tidak akan tercapai jika ketersediaan pangan tidak mencukupi dan harganya tidak mampu dijangkau masyarakat.

Untuk memberantas mafia tersebut, Aher berharap, pemerintah turun tangan agar lebih memperhatikan masyarakat. Pengelolaan distribusi pangan, kata Aher, harus dibenahi agar tidak menimbulkan gejolak harga di masyarakat.

Lebih lanjut Aher mengatakan, ketersediaan pangan di Jabar tidak perlu dipersoalkan. Sebab, stok beras di Jabar pun masih mencukupi hingga Desember mendatang.

Hal ini terjadi karena sekarang masih memasuki musim panen. Meski Jabar mengalami kekeringan seluas 100 hektare, namun hal ini tidak mengganggu masa panen karena masih adanya pengairan yang baik.

“Pusonya hanya 7.000 hektare. Jadi tidak berpengaruh ke harga. Karena meski kekeringan, masih ada hujan, masih ada air yang bisa dialirkan,” katanya seraya mengaku optimistis target produksi padi di Jabar tahun ini akan terpenuhi.

Tinggalkan Balasan