15 Orang Terjangkit Virus, Satu RW di Bandung Berburu Tikus

foto net
foto net

Jurnal Bandung – Tidak kurang dari satu minggu ke belakang, kurang lebih dari 15 orang warga RW 07, Kelurahan Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur Bandung jatuh sakit.

Diduga, mereka terjangkit virus leptosprosis yang ditularkan melalui air seni tikus. Khawatir penyakit tersebut meluas ke warga lainnya, masyarakat sekitar langsung ambil keputusan untuk membasmi dan memburu tikus-tikus yang sering berkeliaran di wilayah bantaran sungai Cikapundung dengan menggunakan senapan angin dan racun.

“Terdeteksi itu tanggal 23 Agustus kemarin. Lebih dari 1 orang sakit, dalam perjalanan tahu-tahu semingu ini rumah ke rumah banyak yang sakit,” kata  Ketua RW 07, Yuyu Wahyudin, (1/9).

Menurutnya, tiap malam warga selalu keluar untuk menembaki tikus-tikus berukuran jumbo yang sering berkeliaran di wilayah tersebut. Merasa kurang efektif, perburuan ditambah menggunakan racun.

“Tadi malam kita inisiatif pakai racun. Kita sebar ke semua titik. Alhamdulillah kita dapat 50 ekor tikus besar,” akunya.

Yuyu menambahkan, perburuan tersebut dilakukan atas laporan warga tentang adanya tikus besar yang kerap berkeliaran di sekitar rumah mereka semakin banyak. Terlebih di malam hari. Jika sebelumnya warga curiga ada wabah demam berdarah dan chikungunya yang disebabkan oleh nyamuk, setelah diberitahu bahwa virus yang melanda adalah dari tikus, warga akhirnya yakin, jika penyakit mereka bukan Deman Berdara Dengue (DBD).

“Awalnya kita kira DBD, karena ada bintik-bintik. Tapi, ada warga yang baru sembuh setelah seminggu, kata dokternya memang bukan DBD,” ungkapnya.

Meski demikian, warga tetap waspada dengan penyakit yang disebarkan oleh nyamuk dengan cara fogging. Di tempat sama, Ketua RT 07 Dicky, 47, mengungkapkan di wilayahnya terdapat delapan orang yang sakit, karena hama tikus itu, termasuk dia dan lima orang keluarganya.

“Untuk perburuan, warga menggunakan racun tikus yang disebar di lingkungannya pada malam hari. Kemudian di pagi harinya dimusnahkan dengan cara dibakar,” ungkapnya.

Dicky menambahkan, alasan mengapa tikus harus dibakar, sebab dia tidak ingin ada oknum yang bermain nakal, dengan ditemukannya tikus-tikus raksasa. Tambah dia, pihaknya akan segera melapor ke pemerintah setempat.

“Tentu saja, hal ini harus bisa ditindaklanjuti pemerintah, supaya tidak meluar ke tempat lain juga,” imbuhnya. (JB-02).

Tinggalkan Balasan