Wujudkan Bandung Bebas Sampah, Pemkot Mantap Gunakan Biodigester

Oleh: Redaksi

fOTO NET
Foto net

Jurnal Bandung – Bandung bebas sampah menjadi slogan yang belakangan terus dikampanyekan. Berbagai upaya pun dilakukan untuk mewujudkan Kota Bandung agar terbebas dari sampah.

Memang tak mudah untuk mewujudkan Bandung bebas sampah. Namun, dengan semangat dan kerja keras, Pemkot Bandung melalui Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan terus berupaya untuk mewujudkan slogan tersebut.

Salah satu upaya untuk mewujudkan Bandung bebas sampah adalah penggunaan teknologi tepat guna dalam penanganan sampah, khususnya sampah organik melalui sebuah alat yang dinamakan biodigester.

Dengan cara kerja yang terbilang sederhana, biodigester mampu menghancurkan sampah organik hingga nyaris tak bersisa. Dengan bantuan bakteri, sampah akan diurai hingga hancur dan hasilnya berupa gas atau cairan yang bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomis.

Selain keuntungan tersebut, hal terpenting lainnya adalah biodigester jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan teknologi penanganan sampah lainnya yang ada saat ini.

Direktur Teknik dan Operasional PD Kebersihan Kota Bandung Iwan Setiawan mengatakan, teknologi biodigester akan terus dikembangkan dalam penanganan sampah di kota berjuluk Parijs Van Java ini. Pihaknya berharap, melalui biodigester, ke depan, Kota Bandung akan benar-benar terbebas dari sampah.

Selain terus mengembangkan biodigester berkapasitas kecil, seperti pembangunan 100 biodigester skala RW yang telah dijalankan, pihaknya kini tengah berupaya keras mewujudkan program sekaligus terobosan yang digagas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, yakni membangun biodigester berkapasitas besar, yang mampu mengolah sampah hingga 200 ton per hari.

Menurut Iwan, pembangunan biodigester berkapasitas besar tersebut akan segera terwujud. Bahkan, PD Kebersihan sudah menyiapkan lahan seluas 5 hektare di Pasir Impun, Kota Bandung, yang akan dijadikan lokasi pembangunan biodigester raksaksa tersebut.

“Biodigester berkapasitas besar itu didatangkan dari Jerman. Peletakan batu pertamanya akan dilakukan September 2016 mendatang,” ungkap Iwan kepada jurnalbandung.com, Selasa (19/7).

Iwan menjelaskan, keberadaan biodigester di Pasir Impun tersebut, nantinya akan dimanfaatkan untuk mengolah sampah yang dihasilkan warga di kawasan timur Kota Bandung yang meliputi 10 kecamatan. Ke depan, biodigester serupa akan dibangun di seluruh kawasan yang meliputi kawasan barat, utara, dan selatan Kota Bandung.

“Tahap awal, kita bangun di kawasan timur karena memang masih banyak lahan di kawasan timur. Tapi ke depan, kami akan bangun di seluruh kawasan, mungkin di daerah daerah pinggiran karena lahannya yang memang terbatas,” ujarnya.

Iwan menambahkan, dengan kapasitas sampah yang bisa diolah hingga 200 ton per hari, biodigester tersebut akan menghasilkan energi listrik hingga 5 megawatt. Dengan kehadiran biodigester raksaksa tersebut, sekitar 200 ton sampah dari sekitar 1.500 ton sampah yang dihasilkan warga Kota Bandung setiap harinya akan tertangani dengan baik.

Lebih jauh Iwan mengatakan, dari sekitar 1.500 ton sampah yang dihasilkan warga Kota Bandung, sekitar 65%-nya merupakan sampah organik, sementara sisanya sampah anorganik. Oleh karenanya, penerapan teknologi biodigester yang memanfaatkan sampah organik tepat diterapkan di Kota Bandung.

Selain itu, biodigester pun dinilainya sangat cocok diterapkan di Kota Bandung karena jauh lebih ramah lingkungan mengingat prosesnya yang tidak menggunakan sistem pembakaran.

“Biodigester memang jadi salah satu upaya kami untuk mewujudkan Bandung bebas sampah. Namun, dari semua itu, tetap kembali kepada masyarakat karena dengan penerapan biodigester, masyarakat pun dituntut untuk mau memilah-milah sampah yang dihasilkannya,” tandas Iwan.

Tinggalkan Balasan