Wagub Jabar Berharap Teknologi Informasi dan Komunikasi Sentuh Pedesaan

Oleh: Redaksi

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar berharap, implemantasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi sebuah hal yang tidak asing lagi bagi masyarakat luas, khususnya masyarakat yang tinggal di wilayah pedesaan.

Selain itu, Deddy juga berharap, masyarakat pedesaan bisa memahami penggunaan TIK seiring dengan perkembangan dan kemajuan TIK saat ini.

“Aplikasi ini harus membumi, sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat luas, termasuk masyarakat pedesaan,” katanya kepada Jurnal Bandung di Bandung, Selasa (15/12).

Dikatakan Deddy, informasi yang diberikan dalam aplikasi TIK ini harus lebih bermanfaat untuk masyarakat luas. Dia mencontohkan, TIK harus mampu merangkum data pertanian, seperti waktu penanaman, perkiraan panen, hingga jenis benih. Sehingga, terjadi kesatuan data yang akan memudahkan semua pihak.

“Jangan sampai Sukabumi panen cabe, tapi harga (cabe) di Sukabumi malah lebih mahal dibandingkan di Pasar Induk Bandung. Ini terjadi karena spekulan komoditas berhasil memanfaatkan celah informasi, di sinilah peran TIK yang harus kian membumi,” terangnya.

Menurut dia, TIK sudah terbukti bisa merekam, menyortir, dan mengelaborasikan data secara efektif dan efisien. Setidaknya, hal itu merujuk pada sejumlah aplikasi di lingkungan Pemprov Jabar, seperti sistem informasi pelaporan keuangan daerah (SIPKD), sistem informasi pengelolaan barang daerah (ATISISBADA), sistem informasi pegawai (SIMPEG), sistem pelayanan terpadu, dan banyak lagi.

‪”Akan tetapi, hari ini yang kita butuhkan lebih dari itu. TIK harus makin menukik di masyarakat, harus mendorong tiap desa punya data komoditas unggulannya, sehingga ekonomi berjalan normal karena datanya valid dan real time,” ucapnya.


Pemanfaatan TIK, kata Deddy, ujung-ujungnya diharapkan bisa mengendalikan laju inflasi di Jabar serta harga jual komoditas ke masyarakat terjangkau. Apalagi, kata Deddy, tingkat inflasi di Jabar selama ini relatif terkendali dan lebih rendah dari tingkat inflasi nasional.


Lebih jauh Deddy menjelaskan, Konsep West Java Cyber Province yang sudah dicanangkan sejak 2008 lalu juga memiliki makna penerapan TIK yang bersifat komprehensif. Bukan hanya di lingkungan Pemprov Jabar maupun Pemerintah Kabupatyen/Kota, namun juga melibatkan seluruh warga Jabar, terutama yang tinggal di pedesaan.

‪Deddy menambahkan, implementasi TIK di pemerintahan sudah berjalan baik, bahkan sudah menjadi rujukan nasional, terutama dalam pengadaan barang dan jasa secara elektronik. Terbukti, LPSE Jabar telah meraih banyak penghargaan dan selalu menjadi rujukan bagi daerah lain di Indonesia.

Tinggalkan Balasan