Tim Prabowo-Hatta Kota Bandung Tuding Adanya Kecurangan Sistematis
Jurnal Bandung – Klaim kemenangan yang dilakukan kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla semakin menimbulkan pertanyaan di kalangan tim dan pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Pasalnya, berdasarkan real count yang dilakukan kubu Prabowo-Hatta, pasangan nomor 1 itu unggul di sejumlah provinsi yang memiliki pemilih banyak.
Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta Kota Bandung Sodiq Mujahid menilai, klaim kemenangan yang dilakukan kubu Jokowi-JK sebagai bentuk kecurangan yang dilakukan secara sistematis. Ini diungkapkan Sodiq saat mengumumkan hasil quick count dan real count internal Prabowo-Hatta di Kota Bandung, di Posko Pemenangan Prabowo-Hatta Kota Bandung, di kawasan Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Kamis (10/7).
Sodiq mengaku, berdasarkan hasil quick count beberapa lembaga survei serta real count internal, Prabowo-Hatta unggul di sejumlah provinsi yang menjadi lumbung pemilih Tanah Air, seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Menurut dia, hasil suara di provinsi tersebut sudah selayaknya menjadi cerminan hasil di tingkat nasional.
“Ditambah dengan provinsi lain di (Indonesia) timur. Di Maluku Utara, NTT, NTB, Prabowo-Hatta ini unggul. Tapi kenapa (quick count) di tingkat nasional kita kalah,” kata Sodiq seraya menyebut pengumuman kemenangan yang terlalu dini dilakukan Jokowi-JK sebagai bentuk strategi dari pasangan nomor urut 2 itu.
Sodiq menuturkan, sebaran sample yang dipilih lembaga survei yang menyatakan Jokowi-JK unggul secara nasional patut ditelusuri. Meski secara metode keilmuan statistik, survei itu memiliki akurasi yang baik, namun jika sebaran sample tempat pemungutan suara hanya dilakukan di lumbung-lumbung suara Jokowi-JK, dirinya menilai hasil tersebut tidak bisa menjadi acuan dalam menggambarkan suara keseluruhan.
“Kalau sample TPS-nya hanya di kantong-kantong suara Jokowi-JK, ya jelas di quick count mereka yang akan unggul Jokowi-JK,” katanya. Maka dari itu, Sodiq berpendapat, berbagai fenomena terkait pilpres kali ini patut dicurigai.