Tahun Ini, Edukasi dan Perbaikan Sistem Jadi Prioritas Penanganan Sampah di Kota Bandung

Oleh: Redaksi

Foto Redaksi
Foto Redaksi

Jurnal Bandung – Pemkot Bandung melalui Perusahaan Daerah (PD)Kebersihan memiliki dua program prioritas dalam penanganan sampah. Kedua program tersebut meliputi edukasi dan perbaikan sistem persampahan.

Direktur Umum PD Kebersihan Kota Bandung Gun Gun Saptari Hidayat mengatakan, selama ini, pihaknya terus bergerak dalam penanganan sampah di Kota Bandung.

Secara umum, lanjut Gun Gun, penanganan sampah di Kota Bandung terbagi ke dalam dua program prioritas yang dikolaborasikan dengan berbagai pihak.

Pertama, program edukasi. Melalui program tersebut, pihaknya berkolaborasi dengan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Kota Bandung dan PIPPK yang di dalamnya terdapat kelurahan, LPM, Karang Taruna, hingga RW.

“Pa Wali (Wali Kota Bandung) sudah meminta agar sebagian anggaran yang mereka miliki digunakan untuk pengelolaan kebersihan. Tahun lalu ke fasilitas kebersihan, tahun ini ke edukasi,” ungkap Gun Gun ditemui jurnalbandung.com seusai menjadi narasumber diskusi “Sampah di Perbatasan Tanggung Jawab Siapa?” di Bandung, Selasa (5/4).

Masih dalam program edukasi, pihaknya juga telah membentuk Patroli Pengawas Kebersihan yang tugasnya memberikan edukasi, menegur, bahkan menangkap para pembuang sampah di sembarang tempat.

“Selama ini, sanksi yang diberikan memang sebatas sanksi sosial. Namun, lewat kolaborasi dengan Satpol PP, nanti akan ada penindakan hukum,” tegasnya.

Gun Gun melanjutkan, program prioritas kedua adalah pembenahan sistem persampahan yang terkait dengan penanganan sampah mulai dari hulu hingga hilir.

Dijelaskan Gun Gun, di bagian hulu, pihaknya melibatkan RW. Di setiap RW di Kota Bandung, kata Gun Gun, kini terdapat gerakan Kang Pisman (kurangi, pisahkan, dan manfaatkan sampah).

Selain itu, di level menengah, pihaknya juga tengah memperbaiki manajemen tempat pembuangan sampah sementara (TPS), termasuk pembuatan prosedur standar operasional TPS dan perbaikan fisik TPS.

Tidak hanya itu, pihaknya pun tengah menyiapkan instalasi pengolahan sampah level menengah, salah satunya dengan pemanfaatan biodigiester berkapasitas hingga 200 ton.

“Dan yang terakhir adalah mengupayakan instalasi pengolahan sampah skala kota, yakni TPA (tempat pembuangan akhir). Meskipun kini masih terhambat, namun jika sudah clear, Kota Bandung nantinya akan punya TPA berbasis waste to energy,” katanya.

Disinggung soal peristiwa menumpuknya sampah di wilayah perbatasan Kota Bandung-Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu, Gun Gun menjelaskan, tumpukan sampah tersebut terjadi akibat akumulasi dari sampah yang hanyut ke sungai selama ini.

“Dan mungkin juga sampah itu bukan hanya berasal dari Kota Bandung. Meskipun begitu,  kami sedang berusaha keras untuk menangani sampah sungai,” katanya.

Gun Gun menampik anggapan jika Pemkot Bandung gagal dalam pengelolaan sampah. Pasalnya, selama setahun terakhir, Pemkot Bandung, termasuk PD Kebersihan telah berupaya keras menangani persoalan sampah, termasuk sampah di wilayah perbatasan.

“Kalau dikatakan gagal, kami tidak setuju. Tapi kami sadar kalau belum sempurna. Selama setahun terakhir ini, kami pun terus bergerak. Bahkan, kami bisa menjamin sungai-sungai di Kota Bandung kini lebih bersih,” tegas Gun Gun.

Gun Gun juga mengakui, peristiwa itu telah membuat upaya penanganan sampah yang tengah dilakukan Pemkot Bandung, khususnya PD Kebersihan, menjadi lebih cepat.

“Di Kota Bandung ini sedang dalam proses perbaikan. Kita sudah bergerak dan dengan kejadian kemarin, pergerakannya menjadi lebih cepat,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan