Survei Menunjukkan 90% Anak Pengguna Internet di Indonesia Akses Situs Porno

Oleh: Bayu Wicaksana

Foto net
Foto net

Jurnal Bandung – Para orang tua diimbau lebih hati-hati dalam mengawasi penggunaan internet oleh anaknya.

Meski pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi telah memblokir situs pornografi, namun anak-anak ternyata masih mudah mengaksesnya.

Manajer CRS Telkomsel Rifki Sya’bani mengatakan, berdasarkan hasil survei pada 2015 lalu, 90% anak di seluruh Indonesia telah mengakses pornografi melalui internet. Jumlah ini cukup fantastis di tengah upaya pemerintah yang melakukan pemblokiran situs pornografi.

“Hasil survei Yayasan Kita dan Buah Hati. Dari 2064 responden, ada sekitar 90 persen yang sudah mengakses pornografi,” kata Rifki kepada jurnalbandung.com seusai gelaran Indonesian Kids Cyber Camp, di Kota Bandung, Jumat (29/7).

Terlebih, lanjutnya, saat ini banyak ditemukan aplikasi telepon seluler yang mampu membuka situs-situs porno yang telah diblokir pemerintah.

“Bahkan aplikasinya bisa di-download gratis,” katanya.

Kondisi ini, lanjutnya, diperburuk oleh sikap orang tua yang masih acuh terhadap penggunaan internet oleh anaknya. Padahal, pengawasan orang tua menjadi cara terbaik dalam mengindarkan anak dari pornografi di internet.

Oleh karena itu, pihaknya terus mengampanyekan internet baik kepada setiap masyarakat termasuk orang tua. Melalui gerakan ini, diharapkan seluruh pengguna internet bisa memanfaatkan fasilitas tersebut untuk hal yang positif.

Untuk memaksimalkan pengawasan, pihaknya meluncurkan aplikasi yang mampu mengawasi penggunaan internet oleh anak. Aplikasi tersebut cukup dipasang di telepon seluler (hp) orang tua untuk mengetahui penggunaan internet di hp anaknya.

“Nama aplikasinya Kakatu. Ini bisa memantau penggunaan internet. Semua riwayat penggunaan internet oleh anak, bisa dipantau oleh orang tua,” pungkasnya.

Ketua P2TP2A Netty Prasetiyani Heryawan mengatakan, saat ini, perkembangan teknologi tak terbendung lagi. Teknologi yang semakin canggih memudahkan seluruh masyarakat mengakses semua informasi yang diinginkan, termasuk anak-anak yang difasilitasi gawai pintar oleh orang tuanya.

Menurutnya, hal ini bisa memberikan dampak negatif pada perkembangan karakter anak mengingat situs yang diaksesnya tidak semuanya edukatif. Oleh karena itu, Netty mengajak orang tua untuk selalu mengawasi anaknya terkait penggunaan internet.

“Saya berharap orang tua dapat menjadi pelopor dalam menghadirkan informasi yang edukatif. Mari implementasikan tekad kita bagi pembinaan keluarga,” katanya.

Tinggalkan Balasan