Sukses Berantas Kemiskinan, Majasari Wakili Jabar di Lomba Desa dan Kelurahan 2016

Oleh: Redaksi

Foto net
Foto net

‪Jurnal Bandung – Sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Nomor 6/2014 tentang Pemerintahan Desa, pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota dituntut membina dan mengawasi penyelenggaraan pemerintah desa.

Salah satu bentuk pelaksanaan pembinaan dan pengawasan yang dilaksanakan, adalah Perlombaan Desa dan Kelurahan yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 81/2015 tentang Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan.‬

‪Dalam rilis resmi yang diterima jurnalbandung.com, Rabu (27/8), Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan, desa ataupun kelurahan sejatinya merupakan ujung tombak sekaligus kunci keberhasilan pembangunan.

“Berhasil atau tidaknya proses pembangunan yang kita jalankan selama ini, tergantung dari kualitas pembangunan yang terlaksana di wilayah desa dan kelurahan,” kata Deddy di Desa Majasari, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Selasa (26/7).‬

‪Karena itu, menurutnya, secara umum dapat dinyatakan bahwa keberhasilan pembangunan nasional merupakan akumulasi dari keberhasilan pembangunan desa dan kelurahan di seluruh wilayah Indonesia.‬

‪Terkait hal tersebut, dirinya menyambut baik dan mendukung Desa Majasari untuk mewakili Jawa Barat dalam Lomba Desa Tingkat Nasional Tahun 2016. Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Nomor 414.4/4667/BPD tanggal 14 Juli 2016, dilakukan pula klarifikasi lapangan penyelenggaraan lomba desa dan kelurahan tersebut.‬

‪Perlombaan desa dan kelurahan ini dia nilai dapat menjadi alat ukur capaian hasil perkembangan sebuah desa dan kelurahan, termasuk mengetahui efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, serta pembinaan dan pemberdayaan masyarakat.‬

‪”Tentunya, saya berharap, Lomba Desa dan Kelurahan ini dapat memotivasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan, untuk lebih memantapkan, menguatkan, dan mengembangkan desa agar lebih berdaya, sehingga kesejahteraan masyarakat tercapai,” papar Deddy.‬

‪”Khusus Desa Majasari, semoga dapat membawa harum nama Jawa Barat pada ajang ini. Tak lupa, semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridhonya,” sambung Deddy.

‪Deddy juga sempat mencatat beberapa pencapaian desa yang jadi unggulan ini. Pertama, kemiskinan di Majasari kini berada di bawah angka kemiskinan Kabupaten Indamayu sendiri.

Tingkat kemiskinan di desa ini ada di angka 8,24%. Sementara tingkat kemiskinan masional ada di atas angka 10%, dan di Kabupaten Indramayu sendiri di atas 12%.

“Tapi ada satu desa jauh di bawah itu. Kalau bukan prestasi ini apa? Ini goalnya, mengurangi kemiskinan, membuka peluang untuk maju,” jelas Deddy.‬

‪Deddy melanjutkan, ada ratusan hektare sawah di desa ini. Artinya, Majasari juga memiliki cluster ekonomi usaha produktif berbasis pertanian. Terlebih, Desa Majasari selalu mengikuti instruksi Presiden, seperti menjual daging sapi seharga Rp80.000/kg.‬

‪”Harga daging pun terjangkau, sesuai instruksi pemerintah pusat. Kebutuhan proteinnya terpenuhi, pasti cerdas- cerdas semua. Saya berharap tidak ada satu pun anak Majasari yang tidak sekolah karena tidak mampu, tidak ada fasilitas,” harapnya.‬

‪Sementara itu, Bupati Indramayu Anna Sophana mengatakan, berbagai pencapaian Desa Majasari tak diperoleh begitu saja, melainkan atas upaya, kerja sama, dan kerja keras seluruh masyarakat bersama aparatur Desa Majasari.

“Dan selanjutnya semoga menjadi desa terbaik tingkat nasional,” kata Anna.‬

‪”Prestasi, atau pencapaian yang ditujukan oleh Desa Majasari ini harus menjadi inspirasi bagi desa lain untuk terus berprestasi dan menggali potensi desanya masing-masing,” tambah Ana.‬

‪Adapun yang menjadi kelebihan Desa Majasari, menurut Anna, di antaranya memiliki rumah edukasi TKI untuk membina purna TKI agar lebih berdaya, mandiri, dan terarah menjalankan kehidupannya.

Dalam mendukung pemberdayaan masyarakat, Desa Majasari juga melakukan pengelolaan BUMDes dengan menggandeng perbankan dan melakukan penggemukan sapi untuk keluarga TKI (yang ditinggal merantau). Semula, dari sekitar 32 ekor sapi, kini telah berkembang hingga 200-an ekor sapi.‬

Tinggalkan Balasan