Sosialisasikan PON di Bali, Aher Sebut PON Jabar Bakal Jadi Ajang Olahraga Nasional Terbesar dan Terbaik Sepanjang Sejarah
Oleh: Redaksi

Jurnal Bandung – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyosialisasikan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX dan Peparnas XV di Bali dalam rangkaian Indonesia Scouts Parent Gathering.
Bertempat di GOR Kebo Iwa, Gianyar, Bali, Minggu (13/3) siang, Gubernur yak akrab disapa Aher itu mengampanyekan PON yang diklaimnya akan menjadi ajang olahraga nasional terbesar dan terbaik sepanjang sejarah ini.
“Karenanya saya mengajak warga Bali sesekali ke Jabar pas momentum PON nanti karena kalau warga Jabar ke Bali itu sudah sering,” kata Heryawan dalam acara yang juga dihadiri pakar pendidikan anak Kak Seto itu.
Menurut Heryawan, setelah 51 tahun tak digelar di Jabar, PON kali ini akan menghadirkan sekitar 9.000 penonton dan ofisial, 44 cabang olahraga, 61 lokasi venue, 2.472 medali, serta 1.372 pertandingan. Ajang tersebut juga akan menghadirkan 3.000 wartawan dari seluruh dunia, sehingga kegiatan berlangsung gebyar.
Di sisi lain, tambah Heryawan, acara pembukaan dan penutupan PON dan Peparnas pun akan berlangsung meriah, di antaranya dengan suguhan tarian kolosal yang dibawakan sekitar 7.000 penari yang akan memadukan kesenian Jabar dan Indonesia. Tidak hanya itu, sekitar 3.000 relawan pun sudah siap menyukseskan ajang olahraga 4 tahunan tersebut.
“Dari sisi pembiayaan, tahun ini kami anggarkan dari APBD sebesar Rp2 triliun, sangat besar. Maka kami berharap memperoleh catur sukses dari kegiatan ini bagi Jabar, juga bisa bangkitkan kembali olahraga Indonesia pada umumnya,” katanya.
Dari sisi keamanan, Heryawan pun menjamin Jabar akan sekondusif Bali. Sebab, menurutnya, sebagai provinsi terbesar di Indonesia, Jabar sudah teruji sisi kondusivitasnya. Meski penduduknya 46,7 juta jiwa atau terbesar di Indonesia, namun tak pernah ada masalah serius, misalnya pelaksanaan pilkada yang nyaris tanpa diwarnai konflik.
“Persiapan sendiri sudah 94% hingga bulan ini, ditargetkan sisanya selesai dalam semester pertama tahun ini. Venue yang dibangun, diperbaiki, atau diperluas pun sudah dalam proses selesai semuanya,” katanya.
Heryawan menambahkan, pembangunan venue semuanya tender dengan proses administrasi dan audit keuangan semuanya melibatkan BPKP sebagai komite audit internal.
Jika terkait venue harus tender, beda lagi dengan pengadaan alat-alat pertandingan yang semuanya bisa penunjukan langsung, yang mengacu aturan LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang-Jasa Pemerintah).
Pasalnya, kata Heryawan, kalau alat pertandingan ditenderkan, malah bisa dapat harga termurah dengan spesifikasi rendah. Padahal, alat tersebut justru harus kualitas terbaik agar menyokong pertandingan yang bagus dan menarik.
Menurut dia, dari seluruh proses yang berjalan sejak tiga tahun silam, kendala pasti ada. Namun, pihaknya merasa tak perlu terhalangi, apalagi kerja solid tim membuat semua problem ada solusinya.