Siasati Harga Pangan, Netty Ajak Masyarakat Bercocok Tanam di Pekarangan Rumah
Oleh: Redaksi
Jurnalbandung.com – Cabai rawit belakangan menjadi perbincangan panas gara-gara harganya yang menembus Rp150.000/kg. Pedasnya harga cabai rawit ini membuat masyarakat, termasuk pedagang-pedagang kecil kebingungan.
Namun, menurut Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan, krisis kini bukan hanya terjadi pada komoditi cabai rawit, namun juga berbagai komoditas pangan. Bahkan, kata dia, masalah ketersediaan pangan kini jadi ancaman bagi seluruh dunia.
Sebenarnya, lanjut Netty, untuk menyiasati tingginya harga pangan bisa sangat sederhana, yakni dengan memaksimalkan pemanfaatan pekarangan rumah.
Netty mengajak masyarakat beramai-ramai menanam sayur-sayuran dan buah-buahan di halaman rumahnya, baik dengan metode tanam di pot, vertikultur (cara tanam bertingkat), maupun hidroponik.
Apabila dirancang, ditata, dan dikelola dengan baik, selain dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, juga berpeluang meningkatkan penghasilan rumah tangga.
Netty juga mengungkapkan, selain menyediakan pangan untuk kebutuhan keluarga, ada tiga hal lain yang menjadi indikator ketahanan pangan, yaitu akses, baik akses langsung maupun akses ekonomi, pemanfaatan bahan pangan menjadi memenuhi nilai gizi, serta stabilitas.
Hal itu dia paparkan pada acara Launching Gerakan Tanam (GERTAM) Cabai dan Sayuran lainnya di lahan pekarangan se-Jabar dan penerimaan tanaman cabai dalam Polybag di Kantor BPTP Jabar, Jalan Kayuambon, Lembang Kabupaten Bandung Barat, Rabu (8/2).
Menurut Netty, program Gertam Cabai dan Sayuran ini penting diikuti masyarakat. Sebab, selain bisa menghemat pengeluaran rumah tangga dan menjamin kecukupan gizi keluarga, juga dapat mengurangi krisis pangan di negeri yang terkenal subur ini.
“Negeri kita negeri subur, tapi nilai impor pangan mencapai USD 6,16 milyar, bukan rupiah lagi,” ungkap Netty dalam sambutannya.
“Mengapa kita tidak tanam sendiri, setidaknya untuk kebutuhan keluarga. Toh negeri kita kan subur. Jangan jadi tikus mati di lumbung padi,” tandas Netty.