Sensasi Daging Kuda di Jalan Banteng

Oleh: Raihan Alfatah

foto oleh:
foto oleh: Raihan Alfatah

Jurnal Bandung – Hampir semua warga di belahan dunia ini sepakat jika kuda menjadi simbol kekuatan mengingat hewan berkaki empat itu memiliki tenaga yang besar. Bahkan, sebagian orang percaya jika ingin memiliki kekuatan tenaga, harus rajin mengonsumsi daging kuda.

Bagi anda yang percaya dengan mitos tersebut, bisa langsung mendatangi kios Sate Kuda Kang Awan yang terletak di kawasan Jalan Banteng. Kios yang buka sejak pukul 16.00 WIB hingga 21.00 WIB ini menyajikan sate daging kuda sebagai menu andalannya.

Menurut Awan, pemilik kios tersebut, pada awalnya dia membuka kios tersebut untuk keperluan pengobatan. Namun, seiring berjalannya waktu, pelanggan kios satenya berkembang hingga ke kalangan masyarakat biasa, bukan yang akan berobat.

Pilihan menu untuk menikmati daging kuda pun bermacam-macam seperti sate kuda, gepuk kuda, sop dan tongseng kuda. Sajiannya itu pun dilengkapi dengan pilihan nasi merah dan nasi putih.

Awan mengatakan, bumbu sate yang disajikannya berbeda dengan umumnya. “Ada beda bumbu untuk sate kuda, yaitu penambahan bawang putih dan pake jahe merah yang asli. Karena kalau jahe tidak merah atau jahe biasa, maka rasa pasti berubah,” kata Awan saat ditemui Jurnal Bandung di kiosnya.

Penggunaan daging kuda pun tidak bisa sembarangan, karena sate kuda hanya menggunakan daging bagian punggung dan paha dalam. Sedangkan untuk sop memakai daging bagian iga.

“Dan bila beruntung maka persediaan ‘torpedo’ kuda juga dapat kita nikmati,” katanya.

Sensasi beda akan terasa kala menikmati sate kuda. Bagian yang bervariasi antara daging, otot dan juga torpedo memberikan perbedaan kekenyalan daging dari setiap tusuknya. Ditambah dengan lumuran bumbu kacang yang cenderung pedas, sajian sate kuda ini dipastikan akan memanjakan lidah.

“Otot kuda memberikan sensasi gigitan yang kenyal serta gigitan pada daging yang memberi rasa lembut kaya rasa,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan