Rekor Dunia Belum Dipastikan, Emil Tetap Acungi Jempol Angklung for The World
Oleh: JB-02

Jurnal Bandung – Puluhan ribu orang yang mayoritas pelajar memainkan angklung bersama-sama dalam ajang Angklung for The World yang digelar di Stadion Siliwangi, Jalan Siliwangi, Kota Bandung, Kamis (23/4).
Ajang tersebut sekaligus menjadi upaya pemecahan rekor dunia bermain angklung dengan peserta terbanyak. Namun, karena pihak Guiness World of Records kini masih melakukan penghitungan, rekor dunia tersebut belum bisa diputuskan.
Meskipun begitu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tetap mengapresiasi ajang Angklung for The World tersebut. Meskipun belum diputuskan, kata Emil sapaan akrabnya, acara ini telah sukses membangun kekompakan.
“Yang penting bukan pecah rekornya, tapi hadiahnya kekompakan karena rekor suatu hari bakal pecah lagi,” ucap Emil kepada Jurnal Bandung seusai acara, Kamis (23/4).
Emil bahkan mengaku merinding melihat ribuan peserta yang antusias memainkan angklung. Menurutnya, hal itu menggambarkan kecintaan mereka terhadap Bandung, Jawa Barat, dan Indonesia.
Berdasarkan pantauan Jurnal Bandung, acara tersebut memang berlangsung meriah. Bahkan, sejumlah peserta pun terlihat pinsan. Betapa tidak, acara yang baru dimulai menjelang siang itu cukup membuat ribuan peserta kelelahan.
Acara ini memang molor dari waktu yang dijadwalkan karena persoalan teknis terkait jumlah peserta. Penghitungan yang sedianya akan menggunakan alat hitung digital batal dan terpaksa dilakukan manual.
Pihak Guiness World of Records pun akhirnya sempat menunda acara karena khawatir jumlah peserta tidak mencapai target.
Dalam acara pemecahan rekor dunia tersebut, ribuan peserta kompak membawakan lagu We Wre The World yang dipopulerkan Michael Jackson.
Mereka mengikuti arahan tangan sang konduktor yang juga ditampilkan pada dua layar besar di tengah lapangan serta layar-layar kecil di pinggir tribun penonton.
Disinggung adanya peserta yang pinsan, Emil mengatakan, hal itu di luar dugaan. Menurut Emil, mereka yang pinsan kemungkinan akibat terik panas matahari yang cukup menyengat selama acara berlangsung.
Emil menambahkan, terkait jumlah peserta, menurutnya, peserta sebenarnya sudah melebihi target. Keyakinanya didasari angklung yang dibuat sebanyak 20.000 unit untuk peserta utama dan 2.000 unit untuk cadangan habis semua.
“Official MURI menyatakan rekor MURI sudah terpecahkan. Tinggal dari Guiness of Records. Masih dihitung, hasilnya satu-dua minggu ke depan,” imbuh Emil.
Di tempat yang sama, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, acara ini pun menjadi pesan perdamaian yang hendak disampaikan berbarengan dengan puncak acara peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika (KAA) yang digelar besok, Jumat (24/4).
“Alhamdulillah lancar. Dulu kita menyuarakan kemerdekaan, sekarang kita menyuarakan seni budaya. Angklung merupakan lambang kebersamaan karena mana mungkin main angklung sendirian. Lambang kebersamaan Asia Afrika khususnya, dunia pada umumnya,” tuturnya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam sambutannya mengatakan, angklung merupakan kesenian yang sudah dimainkan saat KAA pertama kali digelar, 1955 silam. Bahkan, angklung kini sudah diakui Unesco sebagai warisan budaya dunia asli dari Indonesia.
“Angklung milik bangsa, bukan negara lain. Rekor dunia yang pernah tercatat di Washington DC tahun 2011 dengan 5.185 peserta. Di Beijing tahun 2012 dengan 5.393 peserta. Hari ini, di Bandung, rekor dunia akan terpecahkan karena pesertanya 20.000 orang,” tandasnya.