Ratusan Ribu Warga Bandung Disinyalir Kantongi KTP Ganda

Oleh: JB-01

Foto net
Foto net


Jurnal Bandung – Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung mensinyalir, terdapat ratusan ribu warga Kota Bandung yang mengantongi kartu tanda penduduk (KTP) ganda.

Berdasarkan data Disdukcapil Kota Bandung, penduduk Kota Bandung kini tercatat sekitar 2,7 juta. Padahal, pada kenyataannya, penduduk Kota Bandung masih berada di kisaran 2,5 juta jiwa.

‪”Nah jumlah 2,7 juta ini kita terus update karena banyak data ganda, mungkin mencapai ratusan ribu. Karena jumlah penduduk Bandung masih di angka 2,5 juta sekian. Ini akan terus kita update,” ungkap Kepala Disdukcapil Kota Bandung Popong W Nuraeni kepada Jurnal Bandung pada acara Rapat Koordinasi Data Kependudukan, di Hotel Golden Flower, Jalan Asia Afrika, Selasa (14/4).‬

‪Bahkan, Popong mengungkapkan, ada satu kasus yang kini tengah menjadi sorotan pihaknya dimana ada satu nomor induk kependudukan (NIK) yang digunakan oleh sekitar 131 orang.

“Itu kita juga kaget ada NIK yang digunakan oleh 131 orang. Itu ketahuan saat koordinasi untuk penerima BPJS,” ucapnya.‬

‪Menurut Popong, penyebab terjadinya data kependudukan ganda salah satunya akibat adanya warga yang pindah tempat tinggal tanpa melapor pada aparat kewilayahan. Sehingga, warga yang bersangkutan tercatat di berbagai wilayah.

Padahal, kata Popong, warga yang terbukti memiliki data ganda atau KTP ganda melanggar Undang-Undang Nomor 24/2013 tentang Administrasi Kependudukan.

“Dalam undang-undang itu kalau ada yang memiliki data ganda atau KTP ganda, jelas. Sanksinya dua tahun penjara atau denda Rp25 juta,” tegas Popong.‬

‪Kini, pihaknya terus melakukan validasi data, terutama terkait data kependudukan ganda. Hal ini menurutnya tidak mudah karena memerlukan koordinasi dengan berbagai pihak, terutama dengan Kementerian Dalam Negeri. Terlebih, pihaknya pun kini masih kekurangan ahli statistik untuk meng-input data penduduk.‬

‪”Ini enggak gampang, kita sortir satu per satu, terus kita lihat data dari pusat, pokoknya ini tidak mudah. Terus kita kekurangan ahli statistik, tapi kita terus berupaya meng-update dan menyortir data-data ganda itu,” pungkasnya.‬

Tinggalkan Balasan