Proses Pencairan Lamban, Kredit Melati Dievaluasi
Oleh: Redaksi
Jurnal Bandung – Perusahaan Daerah (PD) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Bandung mengakui lambannya proses pencairan dana Kredit Melati.
“Kendala utamanya adalah jumlah SDM (sumber daya manusia) yang terbatas. Namun, ke depan kami akan mengerahkan seluruh tim bisnis yang ada untuk membantu proses verifikasi warga yang mengajukan pinjaman,” ungkap Manager Bisnis Lending 1 PD BPR Kota Bandung Sidiq Permana kepada Jurnal Bandung, Senin (24/8).
Dia menerangkan, total personel yang menangani Kredit Melati kini ditambah menjadi dua kali lipat. Jika sebelumnya hanya satu tim, kini pihaknya menugaskan dua tim untuk proses verifikasi.
“Sebelumnya tim bisnis 1 yang beranggotakan empat AO (marketing) dan dua supervisor, kini menjadi delapan AO dan empat supervisor dengan adanya tim bisnis 2. Tim Bisnis 2 menggarap kategori pengajuan perorangan, sedangkan tim bisnis 1 kategori kelompok,” jelas Sidiq.
Menurutnya, dalam sehari, tim bisnis 1 dapat memverifikasi sekitar 3-4 kelompok per hari. Sedangkan tim bisnis 2 sekitar 5-7 orang per hari.
Per tanggal 17 Agustus lalu, jumlah pengajuan kredit kategori kelompok yang belum terealisasi sebanyak 779 kelompok, sedangkan kategori perorangan yang belum terealisasi sekitar 100 orang.
“Dengan penambahan SDM ini, diharapkan pengajuan perorangan dapat cair sekitar 1-3 hari, sementara kelompok 2-3 hari,” katanya.
Dari total dana yang dialokasikan untuk Kredit Melati sebesar Rp30 miliar, kini sudah terserap sebesar Rp5 miliar dalam bentuk pinjaman tanpa bunga yang diterima sekitar 1.800 warga Kota Bandung.
“Ditargetkan, dana yang dialokasikan untuk Kredit Melati dapat terserap seluruhnya Desember 2015 nanti,” tandasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan akan mengevaluasi program Kredit Melati menyusul banyaknya keluhan dari masyarakat terkait lambannya proses pencairan.
“Jika kendala yang dihadapi SDM, maka SDM akan ditambah. Sejauh ini, kendala yang ditemui memang SDM yang membuat proses verifikasi menjadi lamban,” akunya.