Prihatin Masih Banyak Pedagang Gunakan Borax dan Formalin, Deddy Mizwar Minta Pusat Turun Tangan

Oleh: Yuga Khalifatusalam

Foto Humas Jabar
Foto Humas Jabar

BANDUNG – Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meminta pemerintah pusat lebih serius mengawasi pendistribusian bahan kimia berbahaya yang sering digunakan untuk makanan. Pengawasan dinilainya sangat penting untuk menjamin kesehatan masyarakat dari ancaman bahan pengawet berbahaya. Menurut Deddy, kini masih banyak ditemukan makanan yang mengandung pengawet berbahaya seperti borax dan formalin, seperti yang dilihatnya sendiri saat mengunjungi Pasar Pandanwangi, Maruyung, Kabupaten Bandung, Senin (1/2). Selain untuk mengetahui seberapa banyak makanan di masyarakat yang mengandung bahan berbahaya, kunjungannya ini pun sengaja dilakukan untuk mengetahui harga daging sapi dan ayam yang tengah mengalami peningkatan. “Masih banyak bahan pengawet yang digunakan, untuk ikan, makanan. Ini harus diawasi, di pusat harus ada kebijakan,” kata Deddy kepada Jurnal Bandung.com di sela-sela peninjauan. Dengan banyaknya pasar yang menjual makanan di masyarakat, lanjut Deddy, makanan berbahan pengawet berbahaya ini pun berpotensi besar dikonsumsi masyarakat. Ini merupakan ancaman yang serius bagi kesehatan masyarakat. “Faktor kesehatan. Kalau borax dan formalin enggak terkendali, masyarakat terancam. Jangan bicara kesejahteraan kalau tidak sehat,” paparnya. Oleh karena itu, Deddy menilai, persoalan ini harus segera diatasi sebaik mungkin dan harus dimulai dari tingkat hulu dengan mengawasi peredaran sejak dari pabriknya. “Saya kiri ini harus dari hulu. Pabriknya ada ini, bukan home industri. Ada pabrik, pedagang besar. Kontrolnya bagaimana? Ini dari pusat, menyeluruh,” imbuhnya. Selain itu, Deddy pun meminta pedagang makanan agar lebih selektif saat menjual produknya ke masyarakat. Dia meminta, makanan yang mengandung bahan pengawet berbahaya jangan sampai dijual ke masyarakat. “Kesadaran pedagang. Pedagang makanan jadi, jangan menjual kalau ada boraxnya. Untungnya (laba) jadi meragukan, halal atau haram. Pedagang harus punya kesadaran. Preventif harus dari hulu, pemerintah pusat,” katanya.

Tinggalkan Balasan