Popularitas Bukan Jaminan, Emil Diminta Fokus Benahi Bandung
Oleh: Redaksi
Jurnal Bandung – Siapa yang kini tak kenal Ridwan Kamil? popularitas Wali Kota Bandung itu kian hari semakin menanjak.
Bukan hanya di kota yang dipimpinnya, Emil, sapaan akrabnya, juga mulai dikenal masyarakat seantero negeri. Bahkan, tidak sedikit pula warga luar Kota Bandung yang kepincut kharismanya.
Namun, popularitas Emil ternyata bukan jaminan bagi kepuasan warga Kota Bandung terhadap pelayanan dasar yang layaknya diberikan pemerintah daerah bagi warganya.
Di tengah-tengah popularitas Emil yang terus menanjak, sebuah hasil survei ternyata menyebutkan popularitas Emil berbanding terbalik dengan kepuasan warga Kota Bandung.
Dalam hasil survei Kepuasan Publik Atas Kepemimpinan Kepala Daerah Di Jawa Barat 2015 yang dilakukan Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran (Unpad) bekerja sama dengan Pusat Kajian dan Kepakaran Statistika (PK2S) FMIPA Unpad terungkap, kepuasan warga Kota Bandung terhadap pemerintah daerahnya ternyata tidak masuk lima besar terbaik di Jabar.
Dari enam aspek yang menjadi tolok ukur kepuasan yakni, kepemimpinan, pelayanan dasar, infrastruktur, sumber daya aparatur, regulasi daerah, dan anggaran, kepuasan yang dirasakan warga Kota Bandung hanya pada aspek kepemimpinan saja. Sementara pada lima aspek lainnya, belum dirasa memuaskan.
Bahkan, tingkat kepuasan warga Kota Bandung terhadap aspek kepemimpinan pemerintah daerahnya itu pun berada di posisi kedua dengan skor 3,67%. Terpaut di bawah kepuasan warga Kota Sukabumi dengan skor 3,69%.
“Artinya, Ridwan Kamil dan wakilnya Oded M Danial harus terus berbenah menyelesaikan pekerjaan rumah yang telah dijanjikan pada masa kampanye,” ungkap peneliti PSPK Unpad Muradi dalam ekspose hasil survei di Hotel Amarossa, Jalan Aceh, Kota Bandung, Senin (16/11).
Muradi melanjutkan, pelayanan dasar yang selama ini digadang-gadang Pemkot Bandung pun ternyata belum terpenuhi. Dari segi infrastruktur, Kota Bandung menurutnya masih jauh dari layak, misalnya jalan, transportasi, pengelolaan parkir, revitalisasi pasar, hingga persoalan pedagang kaki lima (PKL) yang hingga kini tak kunjung selesai.
“Bandung Juara kan banyak, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, pasar, selama ini belum bisa dikatakan ideal,” katanya.
Muradi menerangkan, tingginya kepuasan warga terhadap aspek kepemimpinan tak lepas dari kepopuleran kepala daerahnya. Selain di Kota Bandung, sebut Toni, kondisi serupa juga terjadi di Kota Bogor dan Purwakarta.
“Bandung, Bogor, Purwakarta dianggap lemah infrastrukturnya. Namun dari aspek kepemimpinannya cukup tinggi. Hal itu tak lepas dari popularitas yang menjadikan Ridwan Kamil, Bima Arya dan Dedi Mulyadi sebagai produk media darling,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua PK2S FMIPA Unpad Toni Toharudin memaparkan, survei dilakukan dengan desain two-ways stratification sampling sejak 15-31 Oktober 2015 yang melibatkan 2.445 responden di 27 kabupaten/kota di Jabar dengan margin eror 2%.
Secara umum, di posisi lima teratas ditempati Kota Sukabumi dengan tingkat kepuasan warganya yang mencapai 100%, disusul Kabupaten Purwakarta 93,71%, Kota Tasikmalaya 91,12%, Kota Banjar 87,99%, dan Kota Bogor 87,69%.
Sementara lima kabupaten/kota di posisi terbawah, yakni Kabupaten Sumedang 10,08%, Kabupaten Cianjur 15,21%, Kota Cimahi 32,98%, Kota Depok 37,27% dan Kabupaten Subang 45,17%.
“Jadi kalau melihat kinerja pemerintah daerah di Jabar, Sukabumi ini menempati posisi teratas, sedangkan Sumedang paling bawah,” tandasnya.